Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad (Aktual/Ilst.Nelson)

Semarang, Aktual.com — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan realisasi jasa keuangan di sektor perikanan dan kelautan mencapai Rp9,2 triliun atau 19 persen dari share Produk Domestik Bruto (PDB) Tahun 2016. Realisasi itu muncul setelah dua kali lipat ada 16 perbankkan yang menawarkan berbagai program inklusi keuangan.

Ketua Dewan Komisioner OJK, Muliaman D Hadad mengaku optimis industri keuangan di sektor kemaritiman dapat meningkat dua kali lipat. Hal itu ditandai dengan adanya peningkatan dua kali lipat perbankkan yang meluncurkan berbagai penyaluran, baik kredit, pinjaman dan transaksi lain bagi di sektor kemaritiman.

“Posisi penyerapan pada April kemarin saja sudah Rp1,58 trilun yang masuk ke sektor kemaritimaan dan kelautan. Sektor kemaritiman tercatat paling besar ada di Pati, Jawa Tengah,” ucap Muliaman D Hadad saat meluncurkan program Jaring di Pelabuhan Perikanan Morodemak, kabupaten Demak, Jateng, Kamis (12/5).

Ia mengatakan per Maret 2016, realisasi penyaluran sudah mencapai Rp2,2 triliun, jika dibandingkan bulan Januari baru mencapai Rp1,1 triliun. Sementara, penyaluran pembiayaan pada tahun 2015 Rp6,69 atau 124 persen dari target yang diharapkan.

Sementara itu, tercatat pada Tri wulan I 2016, sumbangan Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai Rp77,3 triluun atau meningkat 19 persen. Akan tetapi share PDB di sektor kemaritiman masih bertengger pada 3 persen. Sementara, realisasi sektor kemaritiman tahun 2016 yang ditargetkan Rp42 triliun. Akan tetapi, masuh Rp400-Rp500 miliar.

“Sebetulnya itu masih sangat kecil dari target kredit perbankkan Rp400-500 triliun. Padahal, potensi masih besar. Apalagi informasi yang lengkap dan kapasitas sudah memadahi. Dan kita memberikan up date kepada para pelaku keuangan.

Kendati demikian, saat ini pihaknya masih mendesain model yang sesuai kondisi kebutuhan sektor kelautan dan perikanan. “Kita masih mendesain model yang pas sepeerti apa. Tentu akan berbeda antara kebutuhan budidaya ikan dan nelayan. BNI saja sudaj Rp10,8 triliun yang dikreditkan,” terang dia.

Ditanya bagaimana formulasi sektor jasa pinjaman yang tepat kepada nelayan, Muliaman mengklaim bila langkah program Jaring dari OJK menjadi salah satu metode yang tepat. Selain akses informasiyang menjadi penting. “Tidak hanya Isu-isu keuangan saja, melainkan pemberdayaan juha. Itulah nanti kita gandeng pihak terkait, baik Pemerintah Daerah, Perbankkan dan pihak-pihak lain,” pungkas dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan