Jakarta, Aktual.com — Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengatakan permasalahan yang terjadi di SMAN 3 Semarang dikarenakan persoalan teknis yang dilakukan oleh pihak sekolah.
“Permasalahan yang terjadi di SMAN 3 Semarang, murni kecelakaan besar yang dilakukan oleh sekolah,” ujar Menristekdikti dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (13/5).
Dia menambahkan, panitia Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2016 telah menetapkan dua sistem penilaian bagi sekolah yakni sistem kredit semester (SKS) dan jam belajar.
Nasir menyebut ada 50 sekolah yang menggunakan sistem SKS dalam seleksi SNMPTN.
“Jadi ada 43 SMA Negeri dan tujuh SMA swasta yang menggunakan sistem tersebut. Dari data yang ada, sebanyak 49 SMA tidak mengalami masalah. Hanya satu SMA yakni SMAN 3 Semarang yang mengalami masalah,” terang dia.
Ratusan siswa salah satu sekolah favorit di Semarang itu diketahui tidak lulus SNMPTN tahun ini, terutama yang mengambil program IPA, padahal banyak siswa berprestasi yang bersekolah di SMA Negeri 3 Semarang.
Sejumlah orangtua siswa mempersoalkan sistem kredit semester (SKS) yang digunakan di SMA Negeri 3 Semarang yang diduga menjadi penyebab ketidaklulusan seluruh siswa dari program IPA reguler pada SNMPTN.
“Anak saya juga lulusan SMAN 3 Semarang dan lulus PTN melalui jalur SNMPTN. Biasanya 50 persen alumni SMA itu lulus PTN melalui jalur SNMPTN,” cetus dia.
Kemristekdikti segera melakukan evaluasi terhadap sistem penilaian sekolah dengan menggunakan sistem SKS itu.
SMA Negeri 3 Semarang dikenal memiliki siswa-siswinya yang sarat dengan prestasi. Sebagian besar lulusan SMA itu diterima PTN melalui jalur SNMPTN.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara