Bagi kalangan TNI ANgkatan Udara, nama Marsekal TNI (Purn.) Djoko Suyanto sudah tak asing. Tokoh yang berpembawaan kalem ini lahir di Madiun, Jawa Timur, 2 Desember 1950. Ia adalah Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Indonesia yang menjabat dari 22 Oktober 2009 sampai 20 Oktober 2014. Sebelumnya ia pernah menjabat Panglima Tentara Nasional Indonesia dari 13 Februari 2006 sampai 28 Desember 2007.
Ia digantikan oleh Jenderal TNI Djoko Santoso. Ia mulai menjabat sejak dilantik oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 13 Februari 2006 dan serah terima jabatan dari Jenderal TNI Endriartono Sutarto pada 20 Februari 2006. Dari 23 Februari 2005 hingga 13 Februari 2006, Djoko Suyanto adalah Kepala Staf TNI Angkatan Udara (TNI-AU), dan lalu jadi Panglima TNI.
Djoko Suyanto adalah lulusan Akabri (di Akademi Angkatan Udara) tahun 1973, sama dengan Laksamana Slamet Soebijanto (Kepala Staf Angkatan Laut), Kapolri Jenderal (Pol) Sutanto, Kepala Staf Umum (Kasum) TNI Letjen Endang Suwarya, dan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Ia adalah penerbang pesawat tempur F-5 Tiger II yang berpangkalan di Pangkalan Udara Iswahyudi, Magetan. Tiger itu artinya “macan.” Berarti dengan menjadi pilot Tiger II, Djoko Suyanto adalah “penunggang macan” yang menjadi KSAU, dan akhirnya menjadi Panglima TNI pertama yang berasal dari kesatuan TNI-AU sepanjang sejarah Indonesia. Ini suatu terobosan penting.
Djoko Suyanto pernah mengikuti kursus di USAF Fighter Weapon Instructor School di Pangkalan Udara Nellis, Las Vegas, Nevada. Ia kemudian berturut-turut menjabat sebagai Komandan Skadron Udara 14, Komandan Lanud Iswahyudi, Panglima Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional, Komandan Komando Pendidikan TNI-AU, Asisten Operasi Kepala Staf Angkatan Udara, dan kemudian Kepala Staf TNI-AU sebelum akhirnya menjadi Panglima TNI.
Dari latar belakang tersebut, ada berbagai hal penting dan menonjol dari Marsekal TNI (Purn) Djoko Suyanto yang patut diketengahkan dan diketahui masyarakat. Bagi keluarga besar TNI AU sendiri, Djoko Suyanto juga menjadi fenomena tersendiri, karena dalam sepanjang sejarah Indonesia, dialah KSAU pertama yang berhasil menjadi Panglima TNI.
Ini punya arti simbolis penting buat TNI AU dan buat TNI sendiri, di mana jabatan Panglima TNI selama ini sering “didominasi” oleh Angkatan Darat. Djoko Suyanto juga mantan KSAU pertama yang menjadi Menko Polhukam. Djoko Suyanto bisa menjadi catatan sejarah yang penting, karena dia lah KSAU pertama yang membuat terobosan dengan menjadi Panglima TNI.
Banyak tantangan dan kisah yang menarik, terkait posisi Djoko Suyanto sebagai Panglima TNI dan lalu Menko Polhukam. Dua pekerjaan rumah bagi Djoko Suyanto adalah perihal kesejahteraan prajurit, seiring dengan banyaknya tuntutan agar TNI melepaskan semua bisnis-nya kepada pemerintah. Juga, persoalan pro dan kontra hak pilih TNI pada pemilihan umum tahun 2009.
Juga bagaimana sebagai Panglima TNI, Djoko Suyanto tetap bersikap santun dan hormat kepada mantan Presiden Megawati Soekarnoputri. Pada waktu itu sempat ada friksi antara SBY dan Megawati tentang jabatan Panglima TNI, di mana sebelum berhenti dari jabatan Presiden RI, Megawati sempat mengajukan nama Ryamizard Ryacudu ke DPR untuk mengisi jabatan Panglima TNI. Ryamizard sendiri ternyata tetap berhubungan baik dengan Djoko Syanto, meski batal jadi Panglima TNI.
Djoko Suyanto juga sukses mengantar Presiden SBY untuk menyelesaikan masa jabatannya dua pada 2014, dalam kondisi Polhukam yang relatif stabil dan aman. Jadi peralihan kepemimpinan nasional dari Presiden SBY ke Presiden Joko Widodo berlangsung lancar tanpa gejolak apapun. ***
Artikel ini ditulis oleh: