Jakarta, Aktual.com — Presiden Venezuela Nicolas Maduro menarik duta besarnya untuk Brazil untuk berkonsultasi mengenai proses pemakzulan yang dihadapi Presiden Brazil Dilma Rousseff, yang kini diskors, kata media Amerika Latin yang berpusat di Karakas, Telesur, Sabtu (14/5).
Selama satu pertemuan Kabinet pada Jumat (13/5), Maduro mengatakan ia bertemu dengan Duta Besar Alberto Castellar untuk menilai drama politik yang terurai dengan cepat di Brazil.
“Saya meminta Duta Besar di Brazil, Alberto Castellar agar datang ke Karakas. Kami menilai babak sejarah yang menyakitkan ini,” kata Maduro.
Dalam satu upaya untuk meningkatkan kesadaran mengenai krisis politik Brazil, Maduro juga mengirim pesan di Twitter pada Jumat. Ia menggambarkan proses pemakzulan itu sebagai “kudeta parlemener” dan mengatakan, “Semua yang berlawanan Brazil bertentangan dengan Amerika kami.” Maduro memperingatkan arus sayap-kanan yang telah melanda Rousseff ke luar kantornya juga bertujuan melucuti blok regional seperti Uni Bangsa Amerika Selatan (Unasur).
“Ada sasaran yang lebih besar untuk memecah prestasi di Amerika kita … mereka ingin menghancurkan Unasur,” kata Maduro, sebagaimana dikutip Xinhua –yang dipantau Antara di Jakarta, Ahad pagi. Ia menyeru pemerintah regional agar mengutuk proses pemakzulan.
Pada Kamis, Senat Brazil melakukan pemungutan suara mengenai pemakzulan terhadap Rousseff, dengan menskors dia dari jabatannya selama 180 hari. Senat Brazil mengangkat Wakil Presiden Michel Temer sebagai Presiden sementara. Jika Rousseff dinyatakan bersalah, Temer akan menjabat sampai akhir masa jabatan Rousseff.
Meskipun proses legislatif terhadap Rousseff tampaknya mematuhi dokumen hukum, banyak pengamat politik prihatin bahwa pengadilan itu bermotif politik; dan partai Pekerja (PT) –yang memerintah– dan sekutunya, yang condong ke kiri, didesak ke luar koalisi partai oposisi konservatif.
Sebagian alasan Brazil telah dikecam dari kubu konservatif ialah dorongan kebebasan dan penyatuannya melalui mekanisme bilateral seperti blok BRICS –ekonomi yang sedang muncul, Brazil, Rusia, India, Tiongkok dan Afrika Selatan, kata Maduro. Ditambahkannya, “Ini adalah pukulan terhadap BRICS.” Pada Kamis, Unazur dan negara regional menyampaikan keprihatinan mereka mengenai peristiwa yang berlangsung di Brazil.
Rousseff dituduh “bertanggung-jawab atas kegiatan pidana” karena pemerintahnya diduga menutup-nutupi defisit dalam anggaran 2014 dan 2015, dalam upaya agar terpilih kembali.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
Arbie Marwan