Dirut PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto memberikan keterangan pers terkait likuidasi Petral Group di Jakarta, Senin (4/4). Pertamina telah melakukan formal likuidasi Petral Group yang terdiri dari Zambesi, Petral dan PES pada Februari 2016 lalu sehingga lebih cepat dari target sebelumnya yakni Juni 2016. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/pras/16.

Jakarta, Aktual.com — Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Dwi Soetjipto memastikan pada akhir bulan ini akan diputuskan kerjasama dengan Rosneft (BUMN asal negara Rusia) untuk pembangunan kilang Tuban. Dia mengungkapkan bahwa saat ini pihaknya masih menyelesaikan berbagai proses persetujuan.

“Hari-hari ini membahas agreement-agreement, Jadi kalau seluruh item di agreement ini clear kita akan lanjut, keputusannya akhir Mei ini, pokoknya akhir Mei ini kita akan lanjutkan,” tuturnya di Jakarta, Minggu (15/5).

Adapun agreement yang dimaksud Dwi diantaranya terkait aspek legal, ekonomis dan temasuk kepastian bagi Pertamina untuk bisa Investasi di Rusia dari sektor upstream.

“Aspek legal, aspek ekonomis, best offer apa yang bisa disampaikan termasuk Pertamina kan ingin juga investasi di Rusia untuk upstreamnya. Nah itu kita minta keyakinan bahwa itu akan terbuka,” pungkas Dwi.

Terkait hal ini, sebelumnya Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja BUMN Bersatu, Arief Poyuono mencermati kebijakan Dwi Soetjipto telah menyimpang dan bahkan ‘menelanjangi’ wibawa Presiden Jokowi.

Dia menyebut tindakan yang tidak wajar dilakukan oleh Dwi Soetjipto yakni membatalkan kerjasama membangun refinary dengan perusahaan Aramco asal negara Arab Saudi dan lebih memilih Rosneft, padahal Presiden Jokowi sudah menandatangani MoU dengan Raja Arab.

“Aneh, Jokowi sudah MoU tapi malah dibatalkan dan lebih memilih berpartner dengan perusahaan minyak asal Rusia,” Kata Arief, Kamis (12/5)

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta