Jakarta, Aktual.com — PT Ada Solusi Infotech yang memiliki brand AdaJek siap meramaikan persaingan bisnis ojek berbasis aplikasi. Pasalnya, seiring transformasi teknologi yang kian masif, potensi bisnis ini dianggap cukup bagus.
Meski begitu, pihaknya tetap tidak akan melupakan segala regulasi yang menaunginya. Termasuk ketika pihaknya akan merilis moda transportasi AdaCar, maka pihaknya siap mengikuti aturan uji KIR kendaraan.
“Kami siap bersaing dengan yang sudah ada. Namun tetap kami bertekad untuk mengikuti semua aturan yang ada, baik sebagai penyedia jasa aplikasi maupun sebagai perusahaan transportasi,” ujar CEO PT Ada Solusi Infotech (AdaJek), Teguh Mubarakh di Jakarta, Kamis (19/5).
Teguh menyebutkan, soal regulasi memang menjadi perhatian manajemen. Apalagi selain akan mengelola ojek, pihaknya pun akan mengelola kendaraan roda empat dengan nama AdaCar.
“Dan kami siap untuk melakukan uji KIR kendaraan kami seperti yang dipersyaratkan pemerintah. Tapi kami yakin seiring arus teknologi yang tak dapat dibendung, pemerintah juga pasti melindungi bisnis seperti ini,” tegasnya.
Dengan bersikap seperti itu, pihaknya pun sudah memikirkan terkait kewajiban pajak yang nantinya akan disetor. “Soal pajak sih kami belum secara detail membahasnya, tapi kami siap untuk itu (bayar pajak),” tegas Teguh.
Untuk itu, pihaknya yakin tak hanya sekadar numpang lewat melainkan dapat meramaikan persaingan bisnis ojek berbasis online atau aplikasi ini.
“Salah satunya konsep yang kami tawarkan adalah stop and go. Penumpang tak hanya bisa order melalui aplikasi tapi juga bisa langsung berhentikan di tengah jalan,” jelas dia.
Saat ini, pihaknya tengah melakukan rekrutmen rider (pengendara ojek) sebanyak mungkin. Sejak dibuka 25 April 2016 lalu, hingga kini sudah ada 1.200 rider yang mendaftar.
“Target jangka pendek kami bisa merekrut 10 ribu rider. Dan kami siap meramaikan jalanan pada 2 Juni 2016 nanti,” ungkap dia dengan menambahkan, pihaknya belum mau membocorkan warga seragam kostum pengendaranya itu.
Ditanya soal keunggulan dibanding para pesaingnya, Teguh menyebutkan, selain porsi pembagian keuntungan 80:20 untuk rider, juga pihaknya siapkan banyak insentif lain, seperti umroh atau jalan-jalann keliling Eropa.
“Jadi ada penilaian dari kami dengan berdasar poin yang terkumpul. Bisa dilihat dari sebanyak mungkin penumpang yang didapat dan penilaian lainnya,” ujar Teguh dengan menambahkan meski harga tetap murah, tapi pihaknya tidak bersaing di harga.
Bahkan dia tegaskan, selain mengojek para rider juga bisa jual pulsa telepon atau pulsa listrik. Bahkan nantinya jika mereka hanya memilih untuk jual pulsa dibanding menjadi rider, pihaknya tak mempermasalahkannya.
Ketika dikonfirmasi, berapa nilai inbestasi yang dibutuhkan untuk memulai usaha ini, Teguh menyebutkan, pihaknya sudah menggelontorkan dana Rp5,6 miliar untuk investasi awal.
“Dan target bisa BEP sekitar enam bulan ke depan. Itu target pesimis, nerarti target optimisnya bisa lebih cepat,” pungkas dia.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka