Jakarta, Aktual.com — Pengamat Politik dari Poltracking Indonesia, Hanta Yuda mengungkapkan bahwa ‘layunya koalisi merah putih (KMP) sebelum berkembang’ dengan keluarnya dua partai politik PAN, PPP dan Golkar, lantaran tidak ada kekuasaan yang mengikat untuk dibagikan.
Karena itu, dua partai politik tersebut mengambil ancang-ancang meninggalkan dengan bergabung ke lingkaran kekuasaan.
“Koalisi itu dapat bertahan salah satunya, Karena diikat oleh kekuasaan, dan itu lah yang menyababkan KMP layu sebelum berkembang. Karena tidak ada yang bisa dibagikan,” kata Hanta dalam acara diskusi, di Kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Sabtu (21/5).
Menurut dia, akan berbeda ceritanya kalau dulu sistem Pilkada disetujui dilakukan secara tertutup dengan dipilih DPRD, sehingga matrixnya bisa dibagi kemana-mana, dan ada daya ikatnya.
Kendati demikian, sambung Hanta, dengan bergabungnya tiga partai dengan menghasilkan 70 persen kekuatan berada di pemerintahan adalah memberi pandangan memperkuat dan merusak demokrasi bangsa.
“Tantangan pak Jokowi kedapan adalah dengan terlalu kuat obesitas di pemerintahan itu dengan menyisakan 30 persen di luar itu terlalu membuat fungsi kepartaian dalam pengawasan lemah di parlemen,” pungkasnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Novrizal Sikumbang
Nebby