Jakarta, Aktual.com – Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) menilai petani di Indonesia perlu mendapat kemudahan untuk modal.

Mengingat dua pertiga penduduk Indonesia saat ini tinggal di pedesaan berprofesi sebagai petani. Sayangnya, kehidupan petani masih jauh dari sejahtera. Padahal jika petani sejahtera, angka kemiskinan bisa dientaskan secara signifikan.

Sehingga perlu langkah nyata membuka akses petani dan pelaku ekonomi pedesaan lainnya terhadap sumber permodalan. Sehingga diperkirakan bisa meningkatkan kinerja usaha dan pendapatannya.

“Sangat potensial mengurangi kemiskinan secara berkelanjutan,” ucap Ketua Umum ISEI, Muliaman D Hadad, di Jakarta, Senin (23/5).

Maka dari itu, Muliaman berpendapat, pemerintah harus jadikan prioritas mempermudah permodalan buat petani. “Saat ini, KUR (kredit usaha rakyat) sudah bisa diakses oleh para petani. Tapi mestinya, skema pembiayaan lain perlu terus dikembangkan,” ujar dia.

Jika akses pembiayaan ke petani dipermudah, akan semakin terbuka akses mereka untuk mendapatkan pembiayaan. Langkah ini, ucap dia, sejalan dengan program perluasan dan percepatan ‘financial inclusion’ (penyertaan permodalan).

“Sehingga financial inclusion ini dapat mencakup para petani dan para pelaku ekonomi lainnya dalam deret rantai nilai komoditas pertanian tersebut, terutama bagi mereka yang berada di pedesaan,” ujar dia.

Lebih lanjut Muliaman menegaskan, salah satu karakteristik perekonomian Indonesia, dan juga sektor pertanian nasional, adalah bentuk dualistik yang sangat kentara.

Di satu sisi, ada pelaku-pelaku ekonomi yang sangat modern yaitu sudah menggunakan state of the art technology dan mampu bersaing dengan pelaku ekonomi dari negara-negara maju.

“Sedang di sisi lain, masih banyak pelaku ekonomi terutama petani yang menjalankan usaha pertaniannya secara tradisional,” ungkap dia.

Keberadaan pelaku ekonomi yang sudah modern, yang pada umumnya berupa perusahaan-perusahaan pertanian, serta para petani yang masih tradisional tidaklah untuk didikotomikan.

Namun demikian, kedua-duanya perlu didorong untuk bersinergi. Bagi yang sudah maju membantu mereka yang belum maju dalam suatu kemitraan. Begitu jugs, bagi ysng belum maju didorong agar bersungguh-sungguh meningkatkan kinerja usaha pertaniannya sejalan dengan tuntunan kemitraan.

“Perusahaan yang bergerak di sektor agro, umumnya memiliki teknologi maju dan menggunakan prasarana dan sarana produksi berkualitas, mempunyai permodalan yang kuat, serta memiliki informasi dan akses pasar yang luas. Ini yang mesti disinergikan,” ujar dia.

Sinergi perusahaan-perusahaan ini terhadap para petani kecil, kata dia, sangat potensial untuk meningkatkan akses petani terhadap penggunaan teknologi, prasarana dan sarana produksi berkualitas, informasi dan pemasaran yang lebih luas dan efisien, serta tentunya membantu mengatasi masalah kesulitan permodalan petani.

“Kami (ISEI, KADIN, dan PISAgro) telah melakukan pengkajian untuk mengembangkan inovasi yang memperkuat rantai nilai sektor agro sekaligus mendukung implementasi financial inclusion bagi petani,” ujar Muliaman.

Artikel ini ditulis oleh: