Jakarta, Aktual.com — Direktur Eksekutif Center of Energy and Resources Indonesia (CERI) Yusri Usman mengkritisi pola bisnis Integrated Supply Chance (ISC) yang ekslusif dan rentan terjadi penyimpangan penyalahgunaan wewenang.

Dalam paparan Yusri menyebutkan bahwa ISC secara struktural dalam bagan organisasi Pertamina berada langsung di bawah kendali Dirut Pertamina dan dia hanya bisa diperintah dan bertanggung jawab hanya kepada Dirut Pertamina.

“Sehingga kewenangan yang sangat luar biasa menyangkut perencanaan dan pelaksanaan tender sangat rentan disalahgunakan oleh Dirut Pertamina. Bisa-bisa dia memutuskan sendiri siapa rekanan terpilih untuk setiap pembelian minyak mentah dan BBM setiap tahunnya,” tegas Yusri kepada aktual.com, Selasa (24/5).

Lebih lanjut dia mencontohkan pada tahun 2015 total pembelian minyak mentah dan produk BBM berjumlah 280 juta barel dengan nilai total transaksi USD27, 41 miliar atau setara Rp356,3 triliun yang mendekati 20 persen dari nilai APBN tahun 2015.

Artinya dengan perputaran bisnis yang begitu besar, serta kewenangan Dirut Pertamina yang begitu luas, maka kecenderungan penyalahgunaan wewenang sangat memungkinkan melalui persekongkolan antar oknum ISC dengan trader yang bisa merugikan Pertamina dan akhirnya rakyat juga menjadi korbannya sebagai pembeli BBM yang terlalu mahal.

Untuk itu, menurut Yusri, masyarakat tidak boleh lengah untuk memantau aktifitas bisnis ISC yang menyangkut hajat hidup orang banyak. Selain itu dia juga berharap kepada penegak hukum untuk pro aktif melakukan proses penyelidikan setiap adanya indikasi penyimpangan dalam setiap tender ISC.

Hal demikian sangat penting mengingat dalam bisnis ISC terdapat perputaran uang yang sangat besar dengan nilai transaksi perhari bisa mencapai USD75 juta – USD100 juta, bahkan diperkirakan pembelian minyak ditahun 2016 bisa mencapai sekitar 300 juta barel.

“Sekarang sudah muncul wacana baru membentuk perusahaan baru sebagai pengganti Petral dan semua proses tender akan dilakukan di Singapore, bisa jadi publik mencurigai wacana ini untuk mengumpulkan pundi-pundi menjelang tahun 2019, dan wacana ini harus ditolak secara tegas,” tutup Yusri.

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta
Arbie Marwan