Pramugari Lion Air menghadiri rapat dengar pendapat Komisi V dengan manajeman Lion Air dan karyawan di gedung Perlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (24/5). Rapat tersebut membahas terkait sanksi pembekuan ground handling akibat insiden lolosnya sejumlah penumpang maskapai Lion Air JT 161 rute Singapura-Jakarta pada 10 Mei 2016 yang diturunkan ke terminal domestik. AKTUAL/TINO OKTAVIANO

Jakarta, Aktual.com — Komisi V DPR RI menerima audiensi rapat dengar pendapat umum (RDPU) dengan Manajemen Lion Group, pasca dijatuhkannya sanksi pembekuan penambahan rute penerbangan dan pengurangan frekuensi terbang di sejumlah rute yang ada.

Menanggapi itu, Anggota Komisi V DPR RI, Miryam S Haryani mengatakan bahwa suka atau tidak suka keberadaan maskapai Lion Air sangat dibutuhkan oleh rakyat Indonesia, lantaran memiliki rute penerbangan dengan harga terjangkau.

“Tidak bisa dipungkiri bahwa keberadaan lion air sangat dibutuhkan rakyat Indonesia dengan harga yang cukup terjangkau tentunya dibandingkan dengan maskapai penerbangan lainnya,” kata Miryam dalam RDPU, di Komisi V DPR RI, Senayan, Selasa (24/5).

“Bahkan, saya sudah berpindah dari Garuda menggunakan Batik (air), kenapa Batik bisa (manajemennya baik), lion kok tidak,” tambah dia.

Kendati demikian, sambung Miryam tidak bisa dipungkiri pula bahwa harus ada evaluasi manajemen di dalam internal perusahaan maskapai penerbangan besar di Indonesia tersebut.

“Saya tidak perlu mengajarkan kepada bapak-bapak yang ada di Lion ini untuk melakukan evaluasi, karena tentu ada ahli-ahli manajemennya,” pungkas Bendahara Fraksi Partai Hanura itu.

Artikel ini ditulis oleh:

Novrizal Sikumbang