Makassar, Aktual.com — Kepala Bagian Pengawasan Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kantor Regional VI Sulawesi, Maluku dan Papua (Sulampua) Andri Arfan mengatakan ketidaksiapan dalam membuka informasi keuangan menjadi penyebab perusahaan kesulitan ‘go public’.

“Di kawasan Sulawesi Maluku dan Papua, kekhawatiran perusahaan untuk terbuka dalam laporan keuangan masih menjadi penyebab sulit mereka bisa ‘go public’. Walaupun jika dipandang secara aset dan stabilitas keuangan sudah baik,” ujar dia, dalam Kegiatan Edukasi Wartawan se-Sulampua oleh OJK Kantor Regional VI, di Makassar, Rabu (25/5).

Menurutnya, karakteristik manajemen perusahaan keluarga masih banyak melekat di perusahaan daerah.

Sedangkan, jika mendorong perusahaan daerah semacam bank pembangunan daerah (BPD), adanya pemikiran kelemahan pengendalian perusahaan oleh pemerintah daerah menjadi penyebabnya.

Hingga kini baru dua BPD yang sudah ‘go public’, yaitu Bank Jabar Banten dan Bank Jatim.

Pada wilayah Sulawesi, Bank Sulselbar dan Bank Sulutgo menyatakan siap menuju IPO, hanya hingga kini belum terealisasi.

Secara nasional, sebanyak 11 perusahaan yang berencana melepas saham perdana pada paruh pertama 2016, baru empat emiten yang sudah melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Sedangkan untuk perusahaan yang menyatakan siap berkibar di lantai bursa mencapai 40 perusahaan.

Kepala Kantor Bursa Efek Indonesia Perwakilan Makassar Fahmin Amirullah mengatakan kekhawatiran rumit dalam pengurusan IPO menjadi momok perusahan.

Padahal, menurutnya, jika perusahaan sudah menyiapkan diri secara internal, waktu pengurusan persiapan awal hingga pencatatan dan perdagangan saham hanya empat bulan saja.

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan