Dirut Pertamina Dwi Soetjipto (Aktual/Ilst.Nlsn)
Dirut Pertamina Dwi Soetjipto (Aktual/Ilst.Nlsn)

Jakarta, Aktual.com — Pakar komunikasi politik Emrus Sihombing mengkritisi gaya komunikasi non-verbal Direktur Utama PT Pertamina, Dwi Soetipjo, saat menghadiri diskusi kelompok terarah (focus group discussion/FGD) di kantornya, Selasa (24/5) kemarin.

Menurut Emrus, ada dua hal yang menjadi sorotan dan mencerminkan buruknya etika komunikasi non-verbal bekas dirut PT Semen Indonesia itu. Yakni, keluar forum tanpa alasan jelas yang diikuti sejumlah direksi Pertamina dan acara molor hingga 1,5 jam meski undangan, termasuk anggota DPR telah hadir.

Ada beberapa catatan akademisi Universitas Pelita Harapan (UPH) ini, karena sikap tidak sopan Dwi tersebut. Pertama, menganggap FGD tidak ada urgensinya dan kedua, memposisikan dirinya lebih penting dari narasumber lain.

“Ketiga, bisa jadi pihak Pertamina tidak siap membahas tata kelola migas,” ujarnya kepada Aktual.com, Sabtu (28/5).

Kemudian, seakan-akan acara lain yang akan diikuti Dwi lebih penting dibanding diskusi tersebut dan seolah-olah dirinya ingin menunjukkan bahwa mencari solusi tentang tata kelola migas tidak begitu mendasar.

“Terakhir, dirut seolah-olah memposisikan dirinya lebih super dari peserta FGD yang berasal dari anggota Komisi VII DPR RI,” jelasnya.

Menurut Emrus, sikap Dwi itu sangat disesalkan. Pasalnya, sebagai seorang pemimpin tentu sepatutnya menjadi teladan. Apalagi, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mencanangkan Revolusi Mental, dimana pendidikan karakter bagi pejabat publik merupakan suatu keharusan.

“Pola komunikasi non-verbal yang kurang mengindahkan etika tersebut, harus dibuat sebagai pelajaran berharga bagi pejabat publik di negeri ini, utamanya bagi Dwi Soetjipto,” tukasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka