Ketua Umum Partai Golkar terpilih, Setya Novanto (tengah) mendapat sambutan dari para pendukungnya seusai pemungutan suara dalam Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar 2016 di Nusa Dua, Bali, Selasa (17/5). Pemilihan yang dilakukan dengan pemungutan suara secara tertutup tersebut berhasil memilih Setya Novanto sebagai Ketua Umum dengan perolehan suara 277 suara dari 554 pemegang hak suara. ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana/pd/16.

Jakarta, Aktual.com — Ketua Umum DPP Partai Golkar Setya Novanto mengatakan dalam menyusun kepengurusan pihaknya bersama tim formatur mengedepankan enam prinsip. Tim formatur yang dibentuk usai gelaran Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Bali memilih nama-nama dari 1717 kader untuk dimasukkan dalam kepengurusan.

Keenam prinsip itu disampaikan Novanto di Kantor DPP Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Senin (30/5). Pertama, menyangkut rekonsiliasi sesuai dengan arah dan tujuan digelarnya Munaslub.

Kedua, menyangkut visi negara kesejahteraan yang harus tercermin dalam struktur dan pembidangan kerja dalam DPP Partai Golkar. Ketiga, kepengurusan yang akan diumumkan hari ini merupakan langkah dari modernisasi Partai Golkar ke depan.

Keempat, bahwa susunan kepengurusan Golkar harus mencerminkan sifat Indonesia yang ber-Bhineka Tunggal Ika. Oleh karena itu, pihaknya mengakomodir semua perbedaan kader yang ada ditubuh partai dari mulai suku, agama hingga perbedaan budaya.

Kelima, lanjut Novanto, kepengurusan DPP Golkar mengedepankan regenerasi pengurus dan keterwakilan perempuan hingga 30 persen. Dan, terakhir atau keenam adalah menyangkut prinsip ‘the right men on the right place’.

Ia berharap kepengurusan yang disebutnya sebagai ‘Kabinet Akselerasi’ ini akan bekerja lebih keras karena masa kerjanya sangat pendek yakni tiga tahun, 2016-2019.

“Kepengurusan ini langsung bergerak dengan cepat, sejak diumumkan kita akan langsung bekerja,” demikian Novanto.

Artikel ini ditulis oleh: