Semarang, Aktual.com — SR (12), siswi Sekolah Dasar di Penggaron, Semarang, Jawa Tengah diduga menjadi korban pemerkosaan oleh sekitar dua puluh orang. Korban mengalami trauma berat dan harus diantarkan ke ‘rumah perlindungan’ di Semarang.

“Masih di rumah perlindungan. Nanti kalau sudah jelas, mas,” kata Wakil Walikota Semarang, Hevearita Gunaryati, di Semarang, Senin (30/5).

Dirinya turut mendampingi A (inisial ayah korban) membuat laporan untuk SR. Namun, mendadak Hevearita berhalangan. “Mungkin besok. Ini mendadak, saya mewakili Pak Wali di Jakarta,” ujar Hevearita saat dikonfirmasi terpisah.

Informasi soal adanya kasus pemerkosaan ini bermula dari pesan singkat yang beredar di kalangan wartawan yang mengatasnamakan Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait.

Saat dikonfirmasi, Arist membenarkan memang ada seorang anak di Semarang yang menjadi korban pemerkosaan. “Kasihan anak itu. Bahkan diduga akibat mengalami pemerkosaan, anak itu menderita penyakit kelamin menular,” ujar Arist saat dihubungi.

Rencananya, Arist akan membuat laporan ke Kepolisian Resort Kota Semarang pada Rabu, 1 Juni nanti.

“Hari Rabu saya akan ke Polrestabes Semarang membuat laporan. Polisi harus menangkap para pelaku. Kasihan anak itu,” ujar Arist menegaskan.

Ayah SR berinisial A mengaku belum bisa diwawancarai. Dia beralasan sedang berada di luar Semarang. “Nanti kalau saya sudah pulang, saya akan hubungi balik,” ujar A seraya menegaskan bahwa anaknya memang menjadi korban pelecehan seksual.

Dari beberapa informasi di lapangan, kasus pemerkosaan yang dialami SR bukan terjadi hanya sekali. Dugaan perkosaan terhadap SR pertama kali terjadi 7 Mei malam-malam di Gubuk persawahan pukul 00.00 WIB oleh tujuh orang pemuda.

Yang kedua pada 12 Mei, SR digilir oleh 12 pemuda di dekat Depo Pasir. Yang ketiga pada 14 Mei, SR diperkosa oleh dua pemuda di tempat pembuatan gubuk batu bata.

Para pelaku yang memperkosa SR diduga orang-orang yang berbeda. Informasinya, pelaku adalah para berandalan.

Kepala Unit PPA Polrestabes Semarang, AKP Umarsini, menyatakan baru mendapat laporan tersebut siang tadi.

“Ayahnya yang membuat laporan. Laporan sudah kami terima dan kita sedang melakukan penyelidikan,” ujar Umarsini saat dikonfirmasi.

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan