Jakarta, Aktual.com – Susunan pengurus Partai Golkar yang diumumkan Senin (30/5) menuai kritik, karena memuat nama-nama yang dianggap bermasalah secara hukum dan etika.

Tidak semua lontarkan kritik. Pakar psikologi politik dari Universitas Indonesia (UI) Hamdi Muluk justru berpendapat susunan nama kepengurusan partai beringin sudah berupaya mengakomodir semua kepentingan yang ada.

Dia berpandangan Ketua Umum Golkar Setya Novanto tentunya butuh pengurus yang loyal dan solid untuk diajak bekerja sama guna memastikan roda partai berjalan baik. Dan nama-nama yang masuk jadi pengurus Golkar sekarang, menurut Hamdi, masuk kriteria itu.

“Teman-teman yang setia yang loyal dengan Setya Novanto. Tentu juga mereka yang memiliki dana untuk membantu keuangan partai,” kata dia, di Jakarta, Selasa (31/5).

Mengenai adanya pendapat yang menyebut kalau sejumlah nama-nama di kepengurusan sekarang bakal berpengaruh buruk pada citra Golkar, Hamdi justru ragu. Urusan citra menurut dia bukan sesuatu yang krusial dan bisa saja berubah. Begitu juga dia meragukan anggapan kalau citra itu bakal membuat Golkar ‘hancur’.

“Itu harus bisa dibuktikan, apakah betul perolehan suara Partai Golkar pada pemilu mendatang akan melorot? Kita juga tidak tahu. Bisa jadi sebaliknya,” ucap dia.

Sebelumnya, menanggapi tudingan miring dari publik, Setnov memastikan telah memilih kepengurusan secara hati-hati. Bahkan, ia telah mendengar berbagai masukan untuk jajaran pembantunya di partai beringin tersebut.

“Pengurus telah disusun secara teliti dan hati-hati. Dengan masukan dari segala variabel yang ada. Saya meminta dukungan dari seluruh masyarakat Indonesia agar kami bisa menjalankan tugas dengan baik, demi kepentingan bangsa, negara, dan rakyat Indonesia,” kata dia di Kantor DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Senin (30/5) kemarin.

Kata dia, ada tujuh hal yang jadi pertimbangan dalam penyusunan kepengurusan akselerasi kerja. Pertama, sesuai tujuan rekonsiliasi sesuai tujuan munaslub Golkar. Kedua berdasar visi negara kesejahteraan. Ketiga atas dasar keinginan terwujudnya modernisasi dalam partai. Keempat, mencerminkan Indonesia yakni kebhinnekaan baik dari sisi agama, suku, daerah dan etnis.

Kelima, atas dasar regenerasi yakni dengan memberikan ruang seluas-luasnya bagi generasi muda. Keenam, berdasarkan keterwakilan perempuan. Sesuai amanat Undang-Undang Parpol, maka kepengurusan Golkar telah diisi sekurang-kurangnya 30 persen perempuan. “Terakhir, yang ketujuh, berdasarkan ‘the right man on the right place’,” ucap dia.

Artikel ini ditulis oleh: