Jakarta, Aktual.com – Setelah berhari-hari alami depresiasi dalam, sepertinya nilai tukar rupiah terhadap Dollar AS (USD) di perdagangan hari ini akan mulai mencoba memasuki area apresiasi.
Kendati begitu, posisi sendiri tetap harus diuji seberapa kuat akan berada di zona hijaunya. Pasalnya, isu soal kenaikan suku bunga The Fed Fund Rate masih membayangi.
“Pasca mengalami pelemahan, laju Rupiah mulai kembali menguat,” ungkap analis dari PT NH Korindo Securities, Reza Priyambada, dalam analisis hariannya, Rabu (1/6).
Namun demikian, lanjut dia, penguatan tersebut tetap masih harus diuji seberapa kuat untuk dapat bertahan di area apresiasinya itu.
“Dengan kondisi demikian, maka rentang support Rupiah akan nerada di kisaran 13.645 serta rentang resistennya di level 13.630. Tetap cermati sentimen yang ada terhadap laju rupiah,” ungkap dia.
Menurut Reza, yang membuat rupiah bisa menguat karena adanya ekspektasi inflasi yang rendah di bulan Mei ini. Hal itu telah memberikan sentimen positif pada laju rupiah.
Di sisi lain, pergerakan laju USD di perdagangan kemarin cenderung bergerak flat. “Hal itu terjadi, seiring rilis data-data ekonomi AS yang dinilai kurang dapat memberikan dukungan pada naiknya suku bunga The Fed,” papar Reza.
Sebelumnya, ujar Reza, pihaknya menyampaikan dengan kembalinya sentimen dari The Fed dan melemahnya laju Yen nantinya, dapat berimbas pada laju rupiah yang dapat berbalik melemah. “Jika hal tersebut terjadi maka waspadai akan kembali melemahnya laju rupiah,” ingat dia.
Namun demikian, kembali melemahnya laju USD pada perdagangan kemarin, diharapkan dapat dimanfaatkan kembali oleh rupiah untuk dapat melanjutkan pergerakan positifnya. “Tetap harus waspadai sentimen yang ada terhadap laju rupiah,” pungkas dia.
Artikel ini ditulis oleh: