Yogyakarta, Aktual.com – Tidak terima dilarang berdagang di dalam area kampus, 375 pedagang dari Paguyuban Pedagang Ngabuburit Ramadhan melaporkan pihak Universitas Gajah Mada (UGM) ke LBH Yogya.
Ketua paguyuban, Yoga Adi Pratama mengaku heran dengan kebijakan UGM yang tiap tahun rutin melarang mereka berdagang tiap Ramadhan. “Apa sih salah pedagang? Tiap tahun selalu saja ada larangan, kami nggak ingin terus ribut dan berselisih seperti ini,” ucap dia, di LBH Yogyakarta, Selasa (31/5).
Kendati dilarang, Yoga mengatakan para pedagang bakal tetap ngotot berdagang di area UGM yakni di Jalan Notonegoro. Area yang sejak tahun 90-an memang sudah ramai sebagai lokasi ‘ngabuburit’ karena banyak penjual kudapan dan santapan berbuka puasa. “Kami berharap di bulan Ramadhan ini bisa mengais rejeki di sana. Walau dilarang kami tetap terus berjualan,” kata dia.
Yogi Zul Fadhli dari LBH Yogyakarta, pun berharap UGM yang dikenal sebagai ‘Kampus Kerakyatan’ memperbolehkan para pedagang berjualan selama Ramadhan. Dia mengatakan akan coba menemui pihak kampus untuk lakukan audiensi, sebelum lakukan langkah hukum. “Tidak menutup kemungkinan masalah ini dibawa ke ranah hukum,” ujar Yogi.
Bukan yang pertama
Diakui Yogi pelarangan kali ini bukan yang pertama. Tahun lalu pelarangan serupa juga sudah dilakukan UGM. Saat itu negosiasi berujung buntu, namun pedagang tetap nekat berjualan di Notonegoro.
Sedangkan Ramadhan kali ini, surat pelarangan dilayangkan UGM pekan lalu. Dalihnya, keberadaan para pedagang mengganggu keselamatan berkendara dan lalu lintas. Sebab di saat yang sama di lokasi itu akan ada renovasi oleh Kementerian PU Direktorat Bina Marga.
Dalam keterangan tertulisnya, Kabag Humas dan Protokol UGM Iva Ariani mengatakan tujuan pelarangan adalah agar lokasi Notonegoro steril dari pedagang, karena merupakan akses keluar masuk kampus, khususnya saat petang di bulan puasa.
“Lebih tepat kalau disebut penataan. Apabila pedagang tetap berjualan akan mengganggu kegiatan akademis dan aktivitas kampus, jadi pedagang kami pindahkan ke Jalan Lingkar Timur,” ujar dia.
Artikel ini ditulis oleh:
Nelson Nafis