Jakarta, Aktual.com — Anggota Komisi VI DPR RI Darmadi Durianto menilai meroketnya harga daging sapi menjelang Lebaran tak lain karena adanya penguasaan sektoral pihak tertentu. Sehingga, tak heran jika saat ribut soal harga daging secara bersamaan muncul kebijakan import daging.
“Intinya import daging sapi itu dikuasai oleh 5 importir,” ujar Darmadi di Jakarta, Jumat (3/6).
Darmadi juga menengarai distribusi daging import hanya dinikmati perusahaan-perusahaan yang tak lain bagian dari lima importir tersebut.
“Karena pemberian kuota ke 32 perusahaan itu sebenarnya milik 5 group. Sehingga mereka mudah bersekongkol membentuk kartel. Kartel orientasinya bersekongkol mencari laba sebesar-besarnya,” papar Politisi PDIP itu.
Bahkan, kata dia, patut diduga dibalik kenaikan harga daging sapi yang berulang-ulang tiap tahunnya disebabkan adanya perselingkuhan antara pengusaha dan pejabat di sektor itu.
“Diduga ada upeti untuk oknum-oknum pejabat di kementerian. Makanya pusing menteri karena presiden sebenarnya sudah tahu,” katanya.
Selain itu, lanjut Darmadi, mahalnya harga daging sapi disebabkan adanya pola kebijakan import yang tidak tepat.
Menurutnya, kebijakan semacam itu harus diubah ke sistem tarif dan membebaskan semua importir yang memenuhi syarat diperboehkan impor. Sehingga, jika ingin orientasinya untuk konsumen dan bisa dijual di bawah Rp80.000 per kilogram, maka kebijakan importnya harus diubah.
“Sistem impor yang berbasis kuota lah yang menyebabkan harga mahal. Karena sistem kuota diduga menjadi penyebab ada setoran ke kementerian pertanian dan perdagangan,” pungkas Legislator dapil DKI Jakarta ini.
Artikel ini ditulis oleh: