Jakarta, Aktual.com – Bertentangan dengan harapan, Standard & Poor (S & P), yang paling konservatif di antara lembaga peringkat tiga kredit dunia, mempertahankan peringkat utang Indonesia di BB + dengan penampakan positif. Peringkat BB + adalah level tertinggi, satu tingkat di bawah investment grade. S & P meninggalkan kesempatan untuk upgrade masa depan tetapi pemerintah Indonesia harus meningkatkan kinerja fiskal. Isu yang menghalangi upgrade adalah meningkatnya defisit anggaran dalam tahun-tahun mendatang dan penurunan kualitas kredit korporasi di Indonesia.
Seperti yang dikutip dari laman www.Indonesia-Investment.com, meningkatnya defisit anggaran Indonesia tahun 2016 disebabkan oleh target pendapatan realistis (ditetapkan oleh pemerintah pusat) dalam kombinasi dengan realisasi penerimaan pajak lemah. Sementara itu, negara ini masih sangat tergantung pada ekspor komoditas (mentah) dan oleh karena itu harga komoditas masih rendah merusak stabilitas keuangan Indonesia. Peringkat lain kendala adalah di Indonesia dibatasi kapita produk domestik bruto (PDB) per USD $ 3600. pertumbuhan PDB lambat per kapita di Indonesia merupakan indikasi bahwa kebijakan pemerintah belum memberikan kesejahteraan.
Sementara itu, kualitas kredit korporasi di Indonesia telah menurun sejak akhir 2014 menurut S & P. kualitas menurun di tengah penurunan harga komoditas, maka memicu pertumbuhan pendapatan lambat perusahaan dan arus kas jatuh, sementara pembayaran hutang tetap tinggi.
S & P meninggalkan kesempatan untuk upgrade ke status investment grade tahun ini atau pada tahun 2017. Namun, pemerintah Indonesia perlu meningkatkan kerangka fiskal, meningkatkan kualitas dan belanja efisien, mengekang defisit anggaran dan mengurangi utang pemerintah.
Lembaga pemeringkat kredit besar lainnya sudah upgrade Indonesia untuk kelas investment grade pada tahun 2011 (Fitch Ratings) dan 2012 (Moody Investors Service). Bulan Mei 2015 S & P merevisi outlook Indonesia dari stabil menjadi menyiratkan positif bahwa peringkat kredit negara itu dapat dipromosikan ke investment grade dalam waktu satu tahun. S & P memutuskan untuk outlook positif mengutip efektivitas kebijakan yang lebih besar di Indonesia dan prediktabilitas.
Hal ini menyebabkan diperluas buffer fiskal dan cadangan, sehingga meningkatkan ketahanan eksternal bangsa. Faktor kunci yang diterima dengan baik oleh S & P adalah keputusan dari pemerintah Indonesia untuk mengurangi subsidi energi mahal dan meningkatkan fokus pada pembangunan infrastruktur.
Status investment grade penting karena akan meningkatkan investasi ke negara itu melalui investasi portofolio (saham dan obligasi) dan investasi langsung. Hal ini juga mempengaruhi biaya pinjaman positif bagi negara. Kegagalan untuk mendapatkan status investment grade berarti bahwa Indonesia meleset keluar pada arus masuk tambahan dana investasi jangka panjang (dana ini dibutuhkan untuk mengatasi defisit anggaran dan defisit transaksi berjalan). Hal itu juga akan bersinar dari pasar obligasi Indonesia, yang telah menjadi pasar obligasi berkinerja terbaik tahun ini (catatan rupiah mengangkat sekitar 10 persen pada tahun 2016).
Artikel ini ditulis oleh: