Polisi memperlihatkan barang bukti kasus peredaran uang palsu saat gelar perkara di Polresta Bekasi Kota, Jawa Barat, Kamis (31/3). Polresta Bekasi Kota menangkap dua tersangka pelaku peredaran uang palsu berinisial GG dan WW, serta menyita barang bukti 42 lembar pecahan uang kertas Rp100 ribu, empat lembar pecahan Rp50 ribu, 16 lak pecahan 100 Dolar AS, satu lak pecahan dolar AS senilai lima ribu dolar, dua lak mata uang Euro senilai satu juta Euro berikut sertifikatnya, empat lak pecahan 50 Dolar AS dengan total nilai keseluruhan sekitar Rp12 Miliar. Selain itu disita pula sejumlah barang bukti lain yaitu dua buah printer, satu buah mesin "scanner" dan laminator serta satu unit mobil. ANTARA FOTO/Risky Andrianto/kye/16

Jakarta, Aktual.com — Bank Indonesia (BI) mengingatkan masyarakat agar lebih waspada terhadap maraknya peredaran uang palsu (Upal) yang biasa terjadi saat Ramadhan dan menjelang Hari Raya Idul Fitri.

Dalam operasi terakhir yang dilakukan pihaknya dan Kepolisian RI, ditemukan 18 ribu uang lembar palsu. Tanpa merinci spesifik, Ronald menyebut mayoritas uang palsu tersebut ditemukan di Pulau Jawa, khususnya di kota-kota sentra ekonomi.

“Daerahnnya di Jawa paling banyak,” ujar Deputi Gubernur Bank Indonesia Ronald Waas di Jakarta, Jumat (3/6).

Ronald mengatakan pihaknya sudah mengintensifkan kerja sama dengan Polri. Selain kerja sama itu, Bank Sentral juga meminta kepada kepolisian, untuk memaksimalkan tuntutan hukuman kepada pelaku peredaran uang palsu, agar dapat memberikan efek jera.

Di samping itu, ucap Ronald, Bank Sentral juga akan meningkatkan sosialisasi mengenai perbedaan uang palsu dan asli agar masyarakat dapat lebih waspada.

“Apalagi ketika ingin mendekati hari raya lebaran, kita terus masif untuk mensosialisasikan perbedaan uang asli dan palsu,” ujarnya.

Ronald mengingatkan kepada masyarakat akan pentingnya prinsip 3D dalam menerima uang tunai, yakni Dilihat, Diraba dan Diterawang. Di setiap uang asli, terdapat ciri yang paling mudah dikenali yakni tinta khusus pada pojok kanan. Selain, itu dalam setiap uang asli juga terdapat benang pengamanan.

“Kertasnya itu biasanya rada kasar kalau uang palsu karena kertasnya tidak dari kapas,” ujar dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka