Jakarta, Aktual.com — Jaksa Agung HM Prasetyo angkat suara ketika disingguh ikhwal seringnya Kejaksaan kalah dalam penanganan perkara di praperadilan.
Prasetyo langsung menanggapi pertanyaan Wakil Ketua Komisi III DPR RI Desmond J Mahesa soal kinerja kejaksaan yang acap kali kalah dalam penanganan suatu perkara seperti kasus di Surabaya yang belakangan ini ramai.
“Tentang kerja kejaksaan, ada kasus-kasus yang terberitakan bahwa kejaksaan itu kalah dan kalah (praperadilan) yang berbasis dengan kinerja, kesan saya kalau kalah itu ada sesuatu yang salah, apakah dalam kasus Surabaya (La Nyalla Matalitti) yang bersangkutan dekat dengan ketua MA, itu kan asumsi,” kata Desmond J Mahesa dalam rapat kerja (Raker) dengan Jaksa Agung, di Komisi III DPR RI, Senayan, Senin (6/6).
“Bagi saya bicara kinerja dan anggaran ini pemborosan, tidak ada prestasinya, catatan ini saya ingatkan kepada kejaksaan agung dan komisi III sebagai hubungan mitra dalam pengawasan,”tambah dia.
Mendapat pernyataan itu, Prasetyo mengklaim bahwa kerja kejaksaan dalam penanganan perkara selalu terukur dan cermat. Terlebih, soal penetapan seorang menjadi tersangka.
“Soal Kejaksaan kalah terus itu harus dipahami bersama. Kita berharap agar jangan anggap kejaksaan bodoh dan sebagainya, Kami ukur dengan fakta dan data yang ada, kami selalu berusaha keras, bahkan sampai jaksa tinggi kami mengatakan ingin ketemu hakim yang betul-betul takut pada tuhan bukan atasan,” sebut Prasetyo menyakinkan.
“Tapi kalau ini dikaitkan dengan kinerja, saya mohon maaf mungkin tidak seperti itu, apapun kasus yang kami tangani kami lakukan dengan penuh profesionalitas dan proposionalitas,” tandas dia.
Artikel ini ditulis oleh:
Novrizal Sikumbang