Jakarta, Aktual.com – Bank Indonesia (BI) meminta masyarakat waspada peredaran uang palsu jelang di bulan Ramadhan dan jelang hari raya Idul Fitri.
Data BI, hingga Mei 2016 lalu ditemukan di tiap sejuta lembar uang yang beredar, ada lima lembar uang palsu. Tren uang palsu bahkan terus melonjak sejak 2014 ke 2015.
Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Uang BI, Suhaedi mengatakan di 2014 rasio uang palsu sebanyak sembilan lembar di setiap satu juta lembar. Melonjak di 2015 menjadi 21 lembar dalam satu juta lembar uang kertas.
“Dan saat ini, hingga Mei 2016, sudah terdapat lima lembar uang palsu dalam satu juta lembar uang. Temuan tersebut sebanyak 50 persennya beradasarkan laporan masyarakat,” kata dia, dalam acara Media Briefing di Gedung BI Jakarta, Senin (6/6).
Peningkatan di 2015 terjadi karena ada temuan pencetakan uang palsu di Jember, Jawa Timur.”Pelakunya sudah dihukum lebih dari sepuluh tahun penjara. Ini diharapkan memberi efek jera,” ujar dia.
Suhaedi berharap dengan penambahan masa penahanan terhadap pencetak dan pengedar uang palsu bisa memberikan efek jera. “Dulu memang ditahan dua atau tiga tahun, sekarang bisa 12 tahun,” cetus dia.
BI minta masyarakat untuk lebih berhati-hati lagi dalam menerima uang kertas dengan tetap mengedepankan prinsip 3D (dilihat, diraba dan diterawang) untuk memastikan keaslian uang kertas tersebut.
Artikel ini ditulis oleh: