Petugas menata tumpukan uang sebelum diedarkan ke sejumlah ATM di Cash Center Bank Mandiri, Jakarta, Rabu (27/4). Bank Indonesia menyatakan volatilitas atau fluktuasi nilai tukar mata uang yakni rupiah terhadap mata uang asing sepanjang bulan Maret hingga April 2016 cenderung stabil yakni sebesar 5,6 persen. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/foc/16.

Semarang, Aktual.com – Bank Indonesia (BI) memprediksi peredaran uang tunai selama bulan Ramadhan hingga Lebaran Idul Fitri 1437 di Jawa Tengah mencapai Rp19 triliun. Jumlah kebutuhan itu naik 9,7 persen dari tahun sebelumnya di bawah 7 persen.

“Kita jemput pakai kas keliling untuk memenuhi kebutuhan masyarakat selama bulan Ramadhan hingga lebaran. Termasuk, perbankkan telah diintruksikan untuk memenuhi uang tunai,” kata Kepala Kantor BI Perwakilan Jateng-Daerah Istimewa Yogyakarta Iskandar Simorangkir saat konferensi pers di Semarang, Selasa (6/7).

Pihaknya merinci jumlah kebutuhan uang tunai yang tertinggi didominasi Rp100 ribu mencapai 44 persen, selebihnya Rp50 ribu mencapai 64 persen.

Dengan begitu, lanjut dia, kebutuhan uang tunai menekan terjadinya inflasi atas tingginya permintaan kebutuhan barang. Sebaliknya, bila pasokan kebutuhan barang konsumtif masyarakat rendah, dan peredaran uang tinggi dapat berimbas deflasi.

Ia mengemukakan hasil operasi kebutuhan pokok bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) dari hulu hingga hilir menunjukan hasil yang seimbang dengan persiapan uang tunai.

“Tadi sidak gula dari gudang, suplaiyer, distributor sampai ke tangan pengecer berjalan normal. Bila ternyata kebutuhan uang dan barang konsumtif mencukupi terjadi deflasi maupun inflasi, berati ada yang tidak sehat dari hulu hingga hilir,” beber dia.

Sebetulnya, dirinya berharap peredaran uang non tunai lebih baik mendorong percepatan pembangunan. Sebaliknya, bila kebutuhan uang tunai dalam bulan ini lebih besar, maka harus ada pengawasan secara bersama-sama.

Artikel ini ditulis oleh: