Jakarta, Aktual.com — Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) Bengkulu mengecam tindakan represif dilakukan aparat tehadap masyarakat yang melakukan aksi menolak pertambangan di lokasi PT. Cipta Buana Seraya (CBS) Kecamatan Merigi Kelindang, Kabupaten Bengkulu Tengah Provinsi Bengkulu. Peristiwa ini mengakibatkan sejumlah masyarakat tertembak dan dilarikan ke rumah sakit Provinsi.

Direktur Advokasi WALHI Bengkulu, Sony Taurus mengatakan kejadian ini semakin melengkapi buruknya potret industri keruk tambang dan kehadiran aparat Negara yang justru memfasilitasi keamanan industri ekstraktive yang terus memproduksi konflik lingkungan hidup dan agraria, serta pelanggaran HAM.

“Ada empat orang warga harus dirujuk ke rumah sakit M. Yunus kota Bengkulu. Menurut warga, ada dua lagi korban yang tertembak namun tidak di rujuk ke rumah sakit M.Yunus,” kata Sony dalam keterangan yang diterima Aktual.com di Jakarta, Minggu (12/6).

Lebih lanjut Sony mengatakan bahwa WALHI telah menyiapkan tim pengacara untuk melakukan pendampingan terhadap pihak korban. Adapun diketahui beberapa korban tertembak akibat aksi pada Sabtu kemarin (11/6) sebagai berikut.

Marta Dinata (20) warga desa Kembring, tertembak diperut hingga menembus. Yudi (28) warga desa Kembring, tertembak dibagian perut. Alimuan (65) warga desa Durian Lebar, tertembak ditangan, dan Badrin (45) warga desa Durian Lebar tertembak di bagian leher dan paha.

“Kita menyesalkan peristiwa ini terjadi, ini bentuk kegagalan pemerintah dalam melakukan mediasi dan mengkonsumsi dengan masyarakat, pemerintah memaksa kehendak demi membelah perusahaan,” tandas Sony.

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta
Eka