Makassar, Aktual.com – Wakil Wali Kota Makassar Syamsu Rizal MI akui pasokan air di kotanya bergantung pada pasokan dari daerah penyangga, seperti Kabupaten Gowa dan Maros.
Oleh karena itu, ujar dia, bicara sumber air harus melibatkan daerah-daerah itu, atau dibutuhkan regulasi bersama. “Kalau ini tidak dijaga bersama dalam bentuk regulasi, Makassar akan krisis air,” ujar dia, di Makassar, Sabtu (11/6).
Saat bicara di dialog The Society of Indonesian Environmental Journalists (SIEJ) Simpul Sulsel, dia mengatakan pasokan air bersih di Kota Makassar sejak lama bergantung pada produksi dari bendungan Lekopancing, Kabupaten Maros serta Dam Bili-bili di Kabupaten Gowa.
Regulasi bersama yang dimaksudkannya yakni dengan membuat regulasi bersama dengan penghasil air bersih seperti bagaimana melindungi sumber daya air agar tetap mampu memasok air bersih.
Bukan cuma itu, kebutuhan air bersih merupakan kebutuhan dasar yang harus dipenuhi. Karena itu, pemerintah selaku pengambil kebijakan berkewajiban melindungi sumber air dengan membuat regulasi bersama.
“Hal itu mengingat, sumber daya air di dua daerah penyangga Kota Makassar itu perlu dijaga kelestariannya. Misalnya perlindungan kawasan karst (pegunungan kapur) di Kabupaten Maros dan hutan lindung di Kabupaten Gowa,” katanya.
Menurut dia, persoalan air ini sangat penting karena jika tidak dikelola dengan tepat, dapat menimbulkan bencana dan menjadi permasalahan yang serius.
Sebagai gambaran, ketika tiga dari lima bendungan karet DAM Bili-Bili rusak beberapa waktu lalu, maka sebagian warga Kota Makassar terpaksa terganggu pasokan air bersihnya.
Pada kesempatan itu pula, Wawali menyampaikan apresiasinya pada jurnalis pemerhati masalah lingkungan yang terhimpun dalam wadah the Society of Indonesian Environmental Journalists (SIEJ) Simpul Sulsel.
“Teman-teman SIEJ akan membantu menginformasikan dan mengoreksi terkait dengan kondisi lingkungan di sekitarnya, sehingga akan menjadi bahan acuan dan pertimbangan bagi pengambil kebijakan,” katanya.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara