Surabaya, Aktual.com — Meski Presiden Joko Widodo dan Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo sudah menyampaikan komitmennya pada dua minggu lalu untuk segera memberikan bantuan sosial secara non tunai (kartu elektronik), namun hingga kini komitmen tersebut belum ada tanda-tanda untuk dilaksanakan.

Kepala Bank Indonesia wilayah regional IV Jawa Timur, Benny Siswanto, saat dikonfirmasi mengaku sejauh ini belum ada instruksi rencana tersebut dari pusat.

“Pencairan melalui elektronik sendiri baru diujicobakan dan diterapkan di lima wilayah di luar Jawa Timur yang melibatkan bank-bank pemerintah. Ya mudah-mudahan Jawa Timur bisa secepatnya.” kata Benny di Surabaya, Senin (13/6).

Yang jelas, lanjut Benny, pihaknya siap melaksanakan jika instruksi dari pusat segera turun. Sebab, menurutnya, pencairan bansos dengan kartu elektronik bisa mempersempit penyelewengan dana bansos.

Senada dengan Benny, Wakil Ketua Komisi C DPRD Jawa Timur, Suli Da’im, mengaku belum ada informasi mengenai hal tersebut. Oleh sebab itu, jika renacana tersebut memang segera dilaksanakan, ia berharap kepada pemerintah agar segera memberikan ketentuan juklisnya tentang penerimaan dana bansos.

“Saya sampai hari ini belum tahu. Tetapi saya mendukung program tersebut. Bansos itu semua pihak ada, tidak hanya di Dewan saja. Tetapi sejauh ini bansos yang turun lewat Dewan memang masih ditranfer melalui Ketua kemudian dicairkan kepada penerima bansos.” ujar Suli.

Sementara dari pengakuan salah satu penerima bansos di kawasan wonocolo Surabaya, Sefri, mengatakan pengalaman pencairan dana bansos memang baru ia terima dalam waktu rentan sebulan lebih dari proposal yang diajukan melalui RT, RW, lurah sampai ke tingkat selanjutnya. Dari nilai 100 juta yang diajukan, sesuai yang tertera di kuitansi diacirkan 60 juta rupiah.

“Tapi 60 juta itu tidak kami terima sepenuhnya karena ada potongan 35 persen. Nggak tahu itu potongan apa.” kata dia.

Ia beperndapat, jika memang pencairan melalui elektronik tidak ribet, ia setuju saja. Tetapi, jika menyulitkan, sebaiknya tidak perlu digalakkan, sebab banyak masyarakat yang tidak paham tentang kartu elektronik.

Seperti diketahui, komitmen berkomitmen untuk mencairkan dana bansos tidak dengan uang tunai, selain bertujuan untuk budaya menabung, juga bertujuan untuk mengurangi bentuk-bentuk penyimpangan dana bansos.

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan