Foto udara kawasan reklamasi di Teluk Jakarta, Rabu (11/5). Pemerintah telah memutuskan moratorium reklamasi Teluk Jakarta hingga enam bulan mendatang sambil membuat rencana induk holistik, terperinci dan mendalam terkait proyek pembangunan Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (National Capital Integrated Coastal Development/NCICD) atau Proyek Garuda yang lebih dikenal dengan nama tanggul laut raksasa. ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf/ama/16.

Jakarta, Aktual.com – Pengamat lingkungan perkotaan Ubaidillah meyakini, suatu saat nanti di pulau buatan di Teluk Jakarta, bila telah terbangun, juga bakal dilanda banjir rob. Sebagaimana terjadi di sejumlah titik di ibu kota, beberapa waktu lalu.

“Pantai Mutiara hasil reklamasi bibir pantai dengan teknologi yang dibanggakan saja masih dan rentan terhadap ancaman pasang rob, bagaimana dengan pulau buatan hasil reklamasi nantinya,” ujarnya kepada Aktual.com, Senin (13/6).

Untuk diketahui, Pantai Mutiara merupakan kawasan pemukiman elite buah reklamasi yang dikembangkan PT Intiland pada 2006 silam. Jumat (3/6) lalu, tempat tinggal kaum jetset ini dilanda banjir rob, bencana yang juga dialami pada 2013 silam.

Akibatnya, air setinggi 30-100 cm tergenang, menyusul jebolnya tanggul pelindung kawasan 100 ha tersebut.

Disisi lain, Gubernur DKI, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) ‘ngotot’ megaproyek pembangunan 17 pulau reklamasi di Teluk Jakarta, yang sekarang sedang masa jeda, dilanjutkan. Dalihnya, mengentaskan kepadatan penduduk dan keterbatasan lahan.

Ubadillah menambahkan, banjir rob di kawasan Pluit, Penjaringan tersebut, merupakan banjir rob terbesar sejak peristiwa amblesnya Jalan RE Marthadinata, Jakarta Utara, September 2010. “Yang juga akibat rob,” bebernya.

“Apalagi, dipastikan banjir rob juga akan menyasar kawasan rentan langganan banjir rob, seperti Marunda, Cilincing, Pademangan, Muara Baru, Muara Angke, Kapuk, dan Kamal Muara,” pungkas eks direktur eksekutif Walhi Jakarta ini.

Artikel ini ditulis oleh: