1 dari 4
Kapal nelayan (kiri) mendekati kapal pembawa imigran Srilanka yang menolak meninggalkan perairan Aceh di Lhoknga, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Senin (13/6). Kapal besi berbendera India dengan nomor lambung TN-1-FV-00455-09 yang membawa 44 imigran itu pada 12 Juni 2016 sore meninggalkan perairan Aceh setelah mendapat bantuan makanan dan satu ton BBM namun kembali lagi dan meminta tambahan makanan serta 7 ton bahan bakar lagi. ANTARA FOTO/Irwansyah Putra/foc/16.
Para imigran Srilanka masih berada diatas kapal dan menolak meninggalkan perairan Aceh di Lhoknga, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Senin (13/6). Kapal besi berbendera India dengan nomor lambung TN-1-FV-00455-09 yang membawa 44 imigran itu pada 12 Juni 2016 sore meninggalkan perairan Aceh setelah mendapat bantuan makanan dan satu ton bbm namun kembali lagi dan meminta tambahan makanan serta 7 ton bahan bakar lagi. ANTARA FOTO/Irwansyah Putra/pd/16.
Warga melihat kapal muatan penumpang yang membawa imigran asal Srilangka sebelum meninggalkan perairan Aceh di Pantai Lhoknga, Aceh Besar, Aceh, Minggu (12/6). Kapal besi pembawa 40 imigran dengan tujuan Australia yang terdampar sejak 11 Juni 2016 tersebut meninggalkan perairan Aceh setelah petugas Imigrasi bersama aparat keamanan setempat memperbaiki kerusakan mesin. ANTARA FOTO/Irwansyah Putra/kye/16.
Para imigran Srilanka berada di atas kapal dan menolak meninggalkan perairan Aceh di Lhoknga, Aceh Besar, Aceh, Senin (13/6). Kapal besi berbendera India dengan nomor lambung TN-1-FV-00455-09 yang membawa 44 imigran itu pada 12 Juni 2016 sore meninggalkan perairan Aceh setelah mendapat bantuan makanan dan satu ton BBM namun kembali lagi dan meminta tambahan makanan serta 7 ton bahan bakar. ANTARA FOTO/Irwansyah Putra/foc/16.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara

















