Jakarta, Aktual.com — Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) menilai Presiden Joko Widodo telah ingkar janji waktu kampanye dahulu. Pasalnya, dalam pemerintahan Jokowi, justru terjadi peningkatan utang luar negeri (ULN) Indonesia yang mencapai Rp4.200 triliun.

Menurut KAMMI, dengan lonjakan hutang tersebut, Presiden Jokowi telah melakukan kebohongan publik yang nyata, mengingat janji kampanye Jokowi pada pemilihan presiden yang lalu yakni mengurangi utang luar negeri.

“Jokowi pernah berkata akan mengoptimalkan APBN secara efisien dan tepat sasaran, dimana uang yang ada saja yang dibelanjakan tanpa adanya tambahan utang luar negeri. Tapi data yang ada memperlihatkan bahwa rezim Jokowi telah menambah utang luar negeri pemerintah sebesar hampir Rp600 triliun,” kata Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri PP KAMMI, Adhe Nuansa Wibisono di Jakarta (13/6).

Dengan total ULN sebesar Rp4.200 triliun dan penerimaan APBN hanya sekitar Rp1.800 triliun maka diperkirakan sebagian besar penerimaan pajak Indonesia habis digunakan untuk membayar cicilan pokok utang dan bunga yang jatuh tempo pada setiap tahunnya.

Selain itu, ULN juga sebagai alat para asing untuk memperkuat dominasi menguasai sumber daya alam Indonesia, dalam kata lain ULN tersebut dijadikan alat pukul oleh negara pemberi pinjaman untuk mendikte negara pengutang seperti Indonesia.

Untuk itu Wibisono mendesak Jokowi untuk menghentikan kebijakan utang luar negerinya karena mengancam kedaulatan ekonomi nasional.

“Jika utang luar negeri dijadikan sandaran utama sumber pembangunan infrastruktur, maka Indonesia akan selalu menjadi negara yang bergantung di bawah kendali negara asing atau lembaga internasional pemberi utang, hal ini tentu mengancam kedaulatan ekonomi kita,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta
Eka