Jakarta, Aktual.com — Korea Utara masuk ke lebih dari 140.000 komputer 160 perusahaan dan lembaga pemerintah Korea Selatan, menanamkan program berbahaya, kata kepolisian pada Senin.

Peretasan itu dilakukan di bawah rencana jangka panjang melakukan serangan dunia maya besar-besaran terhadap lawan mereka, kata kepolisian Korea Selatan.

Korea Selatan berada dalam waspada tinggi terhadap serangan dunia maya dari Korea Utara, setelah Pyongyang melakukan uji nuklir pada Januari dan peluncuran roket jarak jauh pada Februari, yang mengarah ke kemunculan sejumlah hukuman baru PBB.

Korea Utara selalu menyangkal segala perbuatan salah.

Peretasan itu dimulai pada 2014 dan terlacak pada Februari, setelah korea Utara mencuri informasi dari dua konglomerat Korea Selatan, termasuk bahan berhubungan dengan pertahanan, kata penyelidik dunia maya kepolisian Korea Selatan.

“Terdapat sebuah kemungkinan besar bahwa Korea Utara bertujuan untuk menyebabkan kebingungan dengan skala nasional dengan cara melancarkan serangan bersamaan setelah berhasil mengamankan banyak sasaran teror dunia maya, atau bertujuan untuk terus mencuri sejumlah rahasia industri dan militer,” kata dia.

Peretas itu tidak melakukan hal yang lain setelah berhasil mendapatkan kendali atas pusat data dan sejumlah komputer di beberapa perusahaan dan menunggu, saat mereka terus meretas lebih banyak sasaran dalam apa yang polisi sebut diperkirakan sebagai usaha membangun tingkat serangan, yang direncanakan.

Korea Utara yang tertutup dan Korea Selatan yang kaya dan demokratis secara teknis masih berada dalam keadaan perang dikarenakan konflik 1950-1953 mereka berakhir dengan sebuah gencatan senjata dan bukan dengan sebuah perjanjian damai. Korea Utara seringkali mengancam untuk menghancurkan Korea Selatan dan sekutu utama mereka, Amerika Serikat.

Pada Maret, lembaga mata-mata Korea Selatan mengatakan bahwa mereka telah berhasil mencegah sebuah usaha peretasan jaringan komputer Korea Selatan untuk menyerang jaringan kendali sistem transportasi, dan menyalahkan Korea Selatan sebagai pihak di balik usaha itu.

Sayap Amerika Serikat menuduh Korea Utara melakukan serangan dunia maya terhadap Sony Pictures pada 2014, yang menyebabkan studio itu membatalkan penerbitan film komedi, yang didasarkan atas keadaan rekaan saat Kim Jong-un dibunuh, Korea Utara menyangkal tuduhan itu.

Dalam perkara terbaru, sejumlah dokumen dicuri dari dua konglomerat itu, termasuk cetak biru sayap jet tempur F-15, kata pejabat penyelidikan dunia maya kepada Reuters.

Dari lebih 42.000 bahan tercuri itu, lebih dari 40.000 di antaranya berhubungan dengan bidang pertahanan.

Media Korea Selatan mengatakan kedua konglomerat itu adalah grup SK dan Hanjin, namun pihak kepolisian menolak untuk mengkonfirmasi informasi tersebut.

Juru bicara dari pihak SK mengatakan bahwa empat grup yang berhubungan dengan perusahaannya terkena peretasan itu namun mereka bekerjasama dengan pihak kepolisian untuk segera menutup penerobosan itu dan dokumen yang dicuri itu bukanlah dokumen rahasia.

Juru bicara Korean Air Lines, yang merupakan bagian dari grup Hanjin, mengatakan bahwa dkumen yang dicuri dari jaringannya bukanlah informasi yang rahasia dan tidak ada kelompok rekannya yang terpengaruh.

Pejabat kementerian pertahanan mengatakan tidak ada satupun material terkait pertahanan yang dicuri itu merupakan dokumen rahasia dan mengatakan bahwa tidak ada penerobosan keamanan.

Peretasan itu berasal dari alamat IP yang terlacak berada di ibu kota Korea Utara dan menyasar perangkat lunak manajemen jaringan yang digunakan oleh para perusahaan swasta dan lembaga pemerintah, pihak kepolisian mengatakan tanpa menyebutkan nama perangkat lunak itu.

Alamat IP itu sama dengan yang digunakan dalam sebuah serangan dunia maya 2013 lalu terhadap sejumlah bank dan penyiar Korea Selatan yang melumpuhkan sistem komputer selama lebih dari satu minggu. Korea Selatan menyalahkan Korea Utara atas serangan itu namun disangkal oleh Korea Utara.

Kepolisian mengatakan bahwa mereka bekerjasama dengan para perusahaan dan lembaga yang terpengaruh untuk menetralisir program berbahaya dan mencegahnya sebelum digunakan dalam serangan berskala besar.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Nebby