Jakarta, Aktual.com – Dalam persoalan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL), kali ini Direksi PT PLN mampu ditundukkan oleh Menteri ESDM Sudirman Said, kendati dalam banyak persoalan lain seperti penetapan tarif Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLMTH), PLN tetap menentang secara blak-blakan.
Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian ESDM, Sujatmiko menyampaikan bahwa Menteri Sudirman telah menerima dan menandatangani RUPTL dari PLN yang semula ditolak oleh Sudirman karena tidak mencantumkan proyek High Voltage Direct Current (HVDC) yakni kabel interkoneksi bawah laut Jawa-Sumatera.
“RUPTL 2016-2025 telah disahkan Menteri ESDM. Dibandingkan dengan versi 19 Mei 2016 yang dulu disampaikan oleh PLN, Proyek HVDC beserta PLTU MT Sumsel 9 dan 10 telah masuk dalam RUPTL yang semula dihilangkan oleh PLN,” kata Sujatmiko di Jakarta, Rabu (15/6)
Selain itu, dia menambahkan bahwa porsi batubara ditetapkan sebesar 50 persen dari semula 55.5 persen. Sedangkan porsi EBT juga berkurang, dari semula 25 persen menjadi 19,6 persen. Namun, kata Sujatmiko, kekurangan itu akan ditutupi dengan gas, Sehingga porsi gas meningkat menjadi 29,4 dari semula hanya 24.3 persen.
Diketahui sebelumnya, Sudirman Said pernah menolak dan minta perbaikan revisi RUPTL dari PLN karena didalam dokumen tersebut tidak dicantumkan proyek High Voltage Direct Current (HVDC) yakni kabel interkoneksi bawah laut Jawa-Sumatera.
“Waktu PLN mengajukan revisi itu, HVDC tidak ada. Itu kita kemudian meminta untuk dikembalikan,” kata Sudirman di Jakarta, Kamis (26/5)
Padahal, tegas Sudirman, HVDC merupakan proyek krusial untuk menjaga keseimbangan sistem listrik pada dua pulau Indonesia yang paling padat penduduk. “Kalau kita kan ingin meyakinkan terjadi kesinambungan, kestabilan sistem. Dimana dua pulau paling besar dan paling padat ini bisa terjaga,” pungkasnyan.
Untuk diketahui transmisi HVDC Interkoneksi Sumatera-Jawa (ISJ) merupakan proyek kelistrikan strategis. Tujuan pembangunan transmisi yakni, pertama, dengan menggunakan teknologi HVDC tersebut akan meningkatkan kemampuan dan keandalan pasokan listrik di Sumatera dan Jawa.
Kedua, mendukung program pemerintah dalam rangka diversifikasi energi pembangkit berbahan bakar non-BBM dengan mengoptimalkan batubara yang melimpah di Pulau Sumatera. Selain itu meningkatkan rasio elektrifikasi di Sumatera dan Jawa. Serta, mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Transmisi HVDC ISJ akan menyalurkan tenaga listrik sebesar 3000 MW dari PLTU Independent Power Producer/IPP (listrik swasta) Sumsel 8, 9 dan 10 ke sistem Sumatera dan Jawa. Panjang keseluruhan transmisi HVDC ISJ 742 km yang meliputi transmisi DC (Direct Current) sepanjang 464 km dan transmisi AC (Alternaitng Current) 278 km.
Pembangunan Transmisi HVDC ISJ dikerahui akan melewati 4 provinsi, yaitu Sumatera Selatan, Lampung, Banten, dan Jawa Barat.
Laporan: Dadang
Artikel ini ditulis oleh:
Dadangsah Dapunta