Jakarta, Aktual.com – Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Dwi Soetjipto menyebut, sudah seharusnya pemerintah mencabut subsidi solar dari Rp1.000 per liter menjadi Rp350 per liter.
Dengan kebijakan seperti itu, tentu saja pemerintah sudah memperhatikan segala situasinya, termasuk terkait kebutuhan pembiayaan di pemerintah. Langkah tersebut memang akan diambil pemerintah dalam Rancangan APBN Perubahan (RAPBNP) 2016.
“Tentu saja Pertamina akan support kebijakan pemerintah. Karena bagaimana pun juga jangan sampai subsidi itu diperuntukan bagi yang lebih berhak,” tegas Dwi di Jakarta, Kamis (16/6).
Pertamina sendiri, kata dia, tidak melihatnya harga solar sebesar Rp350 per liter itu sebagai angka yang ideal atau bukan. Yang jelas Pertamina tetap akan mendukungnya.
“Dukungan kami ini adalah bagaimana kami meningkatkan efisiensi dan tentu saja mengenai harga jualnya, kami ingin pastikan sampai September sudah disepakati untuk tidak menaikan harga. Tentu kami akan keep di sana,” janji dia.
Bahkan kerugian yang dimaksud adalah, ketika Pertamina menjual bahan bakar minyak (BBM) jenis premium tahun lalu, pemerintah telah mengalami kerugian sekitar Rp12-14 triliun.
“Makanya kami sudah me-launch produk solar baru namanya dexlite. Sehingga kami berharap konsumsi solar subsidi bisa begeser ke dexlite. Dengan begitu bisa dikurangi tekanan di solar subsidinya,” ujar dia.
Menurutnya, rencana kebijakan pemerintah ini sangat baik, karena kalau tidak akan menjadi beban.
“Di 2015 lalu, iya (membebani Pertamina). Makanya yang lalu itu, seperti premium kami bisa cross subsidi antar satu produk, sehingga kinerja keseluruhan bisa tertolong,” tegas Dwi.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka