Menteri ESDM Sudirman Said (kedua kanan) menyimak pertanyaan anggota Komisi VII saat rapat kerja di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (14/6). Raker tersebut membahas asumsi dasar RAPBN tahun 2017 dan rencana pencabutan subsidi listrik golongan 900 volt ampere (VA) mulai 1 Juli mendatang. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/ama/16

Jakarta, Aktual.com – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said mengaku capek atas berbagai kegaduhan dalam pemerintahan Jokowi-Jk yang melibatkan dirinya, terutama terhadap persengketaan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL).

Sudirman minta permasalahan itu tidak lagi menjadi polemik dan dia akan menahan diri demi membuat iklim investasi menjadi kondusif serta menjaga kepercayaan publik terhadap pemerintah.

“RUPTL sudah ditandatangani, jadi tinggal dilaksanakan, jangan dibikin isu lagi, jangan didiskusikan lagi. capek, kasihan masyarakat dan investor,” katanya di Kantor Kementerian ESDM Jl Medan Merdeka Jakarta, Senin (20/6).

Diketahui sebelumnya Sudirman Said pernah menolak dan minta perbaikan revisi RUPTL dari PLN  karena didalam dokumen tersebut tidak dicantumkan proyek High Voltage Direct Current (HVDC) yakni kabel interkoneksi bawah laut Jawa-Sumatera.

“Waktu PLN mengajukan revisi itu, HVDC tidak ada. Itu kita kemudian meminta untuk dikembalikan,” kata Sudirman di Jakarta, Kamis (26/5)

Padahal tegas Sudirman,  HVDC merupakan proyek krusial untuk menjaga keseimbangan sistem listrik pada dua pulau Indonesia yang paling padat penduduk. “Kalau kita kan ingin meyakinkan terjadi kesinambungan, kestabilan sistem. Dimana dua pulau paling besar dan paling padat ini bisa terjaga,” pungkasnyan.

Untuk diketahui transmisi HVDC Interkoneksi Sumatera-Jawa (ISJ) merupakan proyek kelistrikan strategis. Tujuan pembangunan transmisi yakni pertama;  dengan menggunakan teknologi HVDC tersebut akan meningkatkan kemampuan dan keandalan pasokan listrik di Sumatera dan Jawa.

Kedua, mendukung program pemerintah dalam rangka diversifikasi energi pembangkit berbahan bakar non-BBM dengan mengoptimalkan batubara yang melimpah di Pulau Sumatera. Selain itu meningkatkan rasio elektrifikasi di Sumatera dan Jawa. Serta mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

Transmisi HVDC ISJ akan menyalurkan tenaga listrik sebesar 3000 MW dari PLTU Independent Power Producer/IPP (listrik swasta) Sumsel 8, 9 dan 10 ke sistem Sumatera dan Jawa. Panjang keseluruhan transmisi HVDC ISJ 742 km yang meliputi transmisi DC (Direct Current) sepanjang 464 km dan transmisi AC (Alternaitng Current) 278 km.

Pembangunan Transmisi HVDC ISJ direncanakan akan melewati 4 provinsi, yaitu Sumatera Selatan, Lampung, Banten, dan Jawa Barat.

Berdasarkan keterangan Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian ESDM, Sujatmiko bahwa pihak PLN telah memasuki semua point-point yang menjadi keinginan Sudirman.

“RUPTL 2016-2025 telah disahkan Menteri ESDM. Dibandingkan dengan  versi 19 Mei 2016 yang dulu disampaikan oleh PLN, Proyek HVDC beserta PLTU MT Sumsel 9 dan 10 telah masuk dalam RUPTL yang semula dihilangkan oleh PLN,” kata Sujatmiko

Selain itu dia menambahkan bahwa porsi batubara ditetapkan sebesar 50 persen dari semula 55.5 persen. Sedangkan porsi EBT juga berkurangi, dari semula 25 persen menjadi 19,6 persen, namun kata Sujatmiko kekurangan itu akan ditutupi dengan gas, Sehingga porsi gas meningkat menjadi 29,4 dari semula hanya 24.3 persen.

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta
Eka