Jakarta, Aktual.com – Wakil Presiden Indonesia Jusuf Kalla pada Senin mengungkapkan keprihatinannya atas komentar kandidat presiden Amerika Serikat Donald Trump terkait umat muslim.
JK mengatakan, pernyataan bernuansa diskriminasi agama dapat berujung pada kebijakan pembalasan yang dilakukan negara lain.
Kalla menyatakan pemerintah Indonesia “Tidak begitu senang mendengar pendapat Trump,” kata dia.
Trump dianggap berencana akan meningkatkan pengawasan terhadap pihak tersebut untuk memerangi tindak kejahatan di AS.
“Kebijakan yang didasari isu ‘radikalisme’ atau diskriminasi agama dari negara manapun, termasuk juga negara besar, nantinya akan jadi preseden buruk,” kata Kalla.
“Sikap semacam itu akan memicu dibuatnya kebijakan ‘pembalasan’ dari negara lainnya,” ujar Kalla seraya menambahkan dampak aksi itu akan berpengaruh pada sektor ekonomi dan perdagangan.
Pernyataan keras Trump mengenai umat muslim, diantaranya termasuk rencana moratorium izin masuk ke AS, wacana terkait kebijakan luar negeri dan perdagangan nasional telah menimbulkan kekhawatiran di sejumlah negara Asia terhadap AS yang berpotensi menjadi “negara tertutup.” Politisi dan sejumlah legislator di Indonesia, negara ekonomi terbesar Asia Tenggara telah berpikir untuk membatasi hubungan dagang dan investasi AS jika Trump terpilih sebagai presiden.
Sikap penolakan itu juga terlihat lewat petisi dalam jaringan, mendesak pelarangan atas milyarder itu berikut bisnisnya di negara tersebut.
Petisi itu dikabarkan telah mendapat sekitar 47 ribu tanda tangan.
Pengusaha properti asal AS itu diketahui memiliki kerja sama bisnis hotel mewah di Bali dan Jawa, tetapi merujuk keterangan pihak pemerintah terkait, usahanya itu dapat terancam oleh pernyataan Trump sendiri.
Trump Hotel Collection tahun lalu mengumumkan kerja sama dengan PT Media Nusantara Citra asal Indonesia untuk membangun hotel mewah di Bali dan Jawa Barat.
Kerja sama pembangunan itu dianggap sebagai salah satu langkah Trump mengembangkan bisnisnya di Asia.
“Tentu pernyataannya itu punya dampak, bukan untuk Indonesia, tetapi lebih ke bisnisnya,” kata Kalla saat ditanya mengenai keterlibatan Trump dalam pembangunan hotel mewah itu.
Meski demikian, pemerintah Indonesia masih dalam sikap “menunggu seraya mengamati,” kata Kalla seraya menambahkan bahwa komentar Trump dapat dinilai sebagai salah satu strategi kampanye presidennya.
“Kami masih mengamati pernyataan itu sebagai strategi kampanye. Pasalnya, kampanye merupakan satu hal yang berbeda dari realisasinya kelak,” tambahnya mengakhiri.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
Nebby