Jakarta, Aktual.com – Tiga negara, yakni Indonesia, Filipina dan Malaysia melakukan pertemuan trilateral untuk membahas tindak lanjut kesepakatan ketiga negara terkait kerjasama pengamanan wilayah maritim di sekitar Sulawesi, Zamboanga, dan Sulu.

Pertemuan trilateral itu dilakukan Menteri Pertahanan RI, Ryamizard Ryacudu saat melakukan kunjungan ke Manila, Filipina bersama dengan Menhan Filipina Gazmin T Voltaire dan Menhan Malaysia Dato’ Hishamuddin, Senin (20/6).

Keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa (21/6), pertemuan Trilateral ini digelar sebagai tindak lanjut dari pertemuan pertama antara Menhan RI, Menhan Filipina dan Menhan Malaysia di sela-sela kegiatan ASEAN Defence Ministers’ Meeting (ADMM) pada bulan Mei yang lalu.

Melalui pertemuan tersebut, Indonesia, Filipina dan Malaysia ingin merealisasikan implementasi kerjasama praktis di lapangan secara terkoordinasi, dalam menghadapi tantangan keamanan perairan perbatasan yaitu dengan melakukan kerja sama patroli maritim bersama yang terkoordinasi.

Beberapa hal yang dibahas meliputi implementasi patroli maritim trilateral melalui percepatan penandatanganan kerangka kerja sama (Framework of Arrangement/FoA) dan harmonisasi antara kegiatan patroli dengan pertukaran informasi dan intelijen, rencana latihan gabungan di laut dan pembentukan Posko Militer Bersama (PMB).

Menhan RI, Ryamizard Ryacudu dalam pertemuan trilateral tersebut menegaskan bahwa Indonesia akan terus meningkatkan peran dan kontribusinya bagi perdamaian dan kemajuan di kawasan ASEAN.

Lebih lanjut, disampaikan pula beberapa pandangan terkait langkah-langkah yang perlu dilakukan ketiga negara untuk menghadapi situasi keamanan maritim yang menjadi perhatian bersama saat ini. Menhan RI menggarisbawahi bahwa pentingnya Indonesia, Malaysia dan Filipina untuk merealisasikan implementasi kerja sama trilateral dalam kerja sama praktis di lapangan secara terkoordinasi.

“Saya yakin bahwa komitmen bersama yang telah dihasilkan antara ketiga negara akan semakin memperkuat kerjasama pertahanan dalam mewujudkan stabilitas dan kemananan di kawasan,” ujar Rymizard.

Dirinya berharap, hubungan pertahanan kedepan tidak menjadi surut, melainkan harus dalam keadaan selalu baik dan harus siap untuk menjembatani terciptanya hubungan politik yang harmonis. Mengingat, militer kedepan akan tetap menjadi instrumen penting dalam membangun kolaborasi dalam mewujudkan sebuah perdamaian, keamanan dan stabilitas baik skala nasional, regional maupun internasional.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara