Seorang karyawan beraktivitas di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (28/3). IHSG pada perdagangan Senin (28/3) ditutup melemah 53,4 poin atau 1,11 persen ke level 4.773,6. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/kye/16.

Jakarta, Aktual.com – Dalam beberapa hari ini, rupiah berada di zona apresiasi. Namun begitu, dalam perdagangan hari ini laju nilai tukar rupiah terhadap dollar AS bisa saja masih menguat, namun dalam periode yang terbatas.

Untuk itu, pelaku pasar diminta tetap mewaspadai pergerakan rupiah selanjutnya karena bisa saja penguatan terbatas ini berbalik ke pelemahan.

“Memang rupiah trennya masih melanjutkan kenaikan. Namun saya lihat, penguatan rupiah terlihat mulai terbatas pasca rupiah yang mampu menguat signifikan di pekan ini. Ini harus diwaspadai pelaku pasar,” ujar analis dari PT NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada, dalam analisis hariannya, Kamis (30/6).

Menurut Reza, jika pelaku pasar melakukan profit taking, itu pun hanya bersifat jangka pendek. Pasalnya, saat ini masih dalam tren positif dari sentimen domestik.

“Sehingga aksi beli lanjutan mampu ditahan. Untuk itu, pergerakan support rupiah di kisaran 13.220, serta rentang resisten di 13.150. Tetap cermati sentimen yang ada,” pinta Reza.

Kata Reza, imbas positif juga diberikan oleh sejumlah mata uang lainnya seperti dolar Australia, dolar Selandia baru, yen Jepang, ataupun yuan China. Bahkan, euro dan poudsterling juga yang sebelumnya tertekan, terlihat mulai ada penguatan terhadap USD.

“Kini pelaku pasar tinggal menunggu realisasi terhadap UU Tax Amnesty ini. Karena semua berharap, adanya kebijakan ini bisa menjadi stimulus buat perekonomian Indonesia dan penguatan rupiah dalam jangka panjang,” pungkas dia.

 

Laporan: Bustomi

Artikel ini ditulis oleh: