Seorang anak berjalan di kawasan Rumah Susun (Rusun) Pinus Elok, Jakarta Timur, Jakarta, Sabtu (23/1). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan membangun 20.188 unit rumah susun sewa sederhana (rusunawa) di sejumlah lokasi guna menampung warga yang direlokasi karena program pencegahan bencana banjir. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/kye/16

Jakarta, Aktual.com – Sartinah duduk di lantai ruang tengah sembari tangannya tak berhenti bergerak menghaluskan baju dengan besi panas, melipat, dan menumpuknya jadi satu. Sesekali ia memandangi foto-foto keluarga yang terpajang di temboknya.

Sartinah (55), bekas warga Pedongkelan yang kini tinggal di Rusunawa Pinus Elok, Cakung, Jakarta Timur itu mengakui bahwa dirinya mengimpikan sebuah rumah pribadi.

“Biar kecil kalau punya sendiri rasanya lebih nyaman,” tutur dia saat disambangi Aktual.com di kediamannya, Rusunawa Pinus Elok, Cakung, Jakarta Timur, Jumat (8/7).

Hampir tiga tahun sudah, ungkap Sartinah, ia menempati unit rusun tersebut berdua suaminya, Untung yang menjadi Ketua RT 19/09 di rusun tersebut.

Selama itu, ia mengatakan, dirinya selalu dihinggapi rasa was-was jika suatu saat dirinya didamprat keluar rusun lantaran tak membayar sewa gedung.

“Yah namanya ngontrak, takut pasti ada, apalagi ini sudah 10 bulan belum bayar,” kata dia.

Ia pun mengatakan, dirinya akan sangat bersyukur jika Pemprov DKI bisa menyediakan sebuah Rusunami, bukan Rusunawa.

“Nyicil-nyicil gakpapa, tapi kan lama-lama bisa punya sendiri, daripada nyewa terus-terusan,” tambahnya.

Ia pun mengatakan, sejak kepindahannya di rusun, penghasilanya menurun hingga 50% lebih. Saat masih di Pedongkelan ia bekerja sebagai buruh cuci di perhotelan dengan penghasilan Rp2 juta.

“Sekarang paling gedenya Rp800 ribu,” terangnya.

Dengan penghasilan yang seperti itu dan suaminya adalah seorang penganggur, dirinya merasa berat jika harus terus menyewa rumah sepanjang hidupnya.

“Kalau rumah pribadi kan bisa tenang pas tua nanti,” tutupnya. (Agung Rizki)

Artikel ini ditulis oleh:

Eka