Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudun memberikan pidato acara Penandatanganan Kesepakatan Bersama antara Kementerian Pertahanan dengan Organisasi Kemasyarakatan Dalam Kesadaran Bela Negara di Ruang Bhinneka Tunggal Ika, Kementerian Pertahanan, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Jumat (12/2/2016). Dalam acara tersebut dihadiri dari perwakilan ormas Dharma Wanita Persatuan, Komite Nasional Pemuda Indonesia, BP Silaturahmi Nasional Raja-Sultan Nusantara Indonesia. Ada pula Senkom Mitra Polri, Laskar Merah Putih, Ikatan Kebangsaan dan Bela Negara RI, Lembaga Indonesia Cerdas, Barisan Patriot Bela Negara, Bandung Karate Club, Garda Tipikor, Silat Sunda Institute.

Jakarta, Aktual.com – Kementerian Pertahanan (Kemenhan) terus memantau keberadaan sejumlah WNI yang disandera kelompok bersenjata di Filipina termasuk operasi pembebasan yang dilakukan.

“Kita terus memantau operasi tentara Filipina. Tentara Filipina sudah sejak seminggu lalu melakukan operasi di sana dengan mengerahkan 10.000 tentara,” kata Menhan Ryamizard Ryacudu di Jakarta, Kamis (14/7).

MRyamizard menyebutkan, dalam operasi beberapa hari lalu, ada 40 pemberontak yang tewas, ada juga yang luka-luka. Operasi itu akan terus dilakukan hingga ada pembebasan sandera.

Pihaknya terus memantau keberadaan WNI yang disandera termasuk yang disandera di Malaysia kemudian dibawa ke Filipina.

“Sebelumnya ada tujuh WNI di Pulau Zulu (sebelah utara Filipina), kemudian tiga WNI dibawa wilayah selatan Filipina,” jelas Menhan.

Ia menjelaskan, dengan tambahan empat sandera WNI dari Malaysia maka di Pulau Zulu ada tujuh lagi WNI yang disandera di daerah itu.

“Laporan beberapa hari lalu, sandera dari kita dalam keadaan baik,” katanya.

Ditambahkan, pengamanan kawasan perairan tempat kejadian penyanderaan hingga kini belum sesuai keinginan Indonesia.

“Belum ada patroli keamanan bersama, ini harus segera dilakukan dengan latihan bersama terlebih dahulu.”

Artikel ini ditulis oleh:

Antara