Jakarta, Aktual.com – Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif pada Sabtu pagi waktu setempat menyampaikan keprihatinan mengenai upaya kudeta di Turki.

“Sangat prihatin dengan krisis di Turki. Kestabilan, demokrasi dan keselamatan rakyat Turki adalah yang paling penting,” kata Zarif, sebagaimana dikutip Xinhua, Sabtu (16/7) siang.

Menteri Luar Negeri Iran tersebut mendesak solidaritas di kalangan rakyat Turki, dan mengatakan “persatuan dan kebijaksanaan sangat penting” buat negara tetangganya dalam menghadapi ancaman regional.

Ketua Dewan Keamanan Nasional Iran Ali Shamkhani –sebagaimana dilaporkan Kantor Berita Tasnim (16/7)– mengatakan, “Kami memahami situasi saat ini di Turki sebagai ketidak-stabilan negara kami sendiri.” “Semua perbatasan darat dan udara Iran diawasi secara penuh, dan pengawasan menyeluruh dilakukan di daerah perbatasan,” kata Shamkhani kepada Tasnim.

Satu pernyataan militer di media Turki pada Jumat mengatakan Angkatan Bersenjata “telah sepenuhnya menguasai negara itu”, tapi Presiden Recep Tayyip Erdogan pada Sabtu pagi mengatakan upaya kudeta tersebut telah gagal. Erdogan mendesak rakyat agar melindungi demokrasi.

Upaya kudeta dilancarkan di Turki pada Jumat; satu unit militer menduduki gedung televisi resmi, memberlakukan hukum darurat dan larangan orang keluar rumah. Mereka juga dilaporkan menyerang markas polisi di Ibu Kota Turki, Ankara, kata beberapa pejabat asing dan Amerika.

Juga ada laporan mengenai dua ledakan di dekat pintu masuk ke gedung parlemen. Pintu masuk gedung tersebut tampak rusak.

Sejauh ini sebanyak 120 prajurit telah ditangkap setelah upaya kudeta itu, kata Perdana Menteri Turki Binali Yildirim.

Pada Jumat malam, Presiden Recep Tayyip Erdogan kembali ke Istanbul, setelah pergi ke lokasi yang tidak disebutkan dan berikrar mereka yang melakukan kudeta tersebut akan “membayar tebusan”. Sebelumnya ia mendesak pendukungnya agar turun ke jalan dalam pembangkangan terhadap instruksi militer yang melakukan kudeta.

Erdogan menyebut kudeta itu sebagai “hadiah dari Tuhan”, sebab itu akan membantu Turki membersihkan militer dari “anggota gerombolan ini”. Waktu kudeta tersebut “berarti”, sebab militer akan memulai pertemuan pada awal Agustus, dan mereka yang melakukan kudeta takut terhadap keputusan yang akan diambil dalam pertemuan itu, kata Erdogan.

“Ini bukan Turki kuno,” katanya. “Ini adalah Turki baru.” Di Istanbul, enam orang tewas dan 100 orang cedera akibat bentrokan yang berpangkal dari upaya kudeta tersebut, kata satu sumber di Rumah Sakit Haydarpasa Istanbul kepada ABC News. Rekaman video memperlihatkan personel militer Turki melepaskan tembakan ke atas kepala ratusan pemrotes saat mereka mendekati satu tank di jalan raya.

Belum jelas siapa yang berada di balik upaya kudeta itu, tapi seorang penyiar televisi negara membacakan surat dari satu kelompok yang menamakan diri “Dewan Perdamaian Turki”, dan mengatakan hukum darurat diberlakukan. Pembaca berita tersebut mengatakan personel media diborgol dan dipaksa membacakan apa yang diberikan. (ant)

Artikel ini ditulis oleh:

Antara