Jakarta, Aktual.com – Wacana pergantian menteri di kabinet kerja Jokowi-JK semakin santer beredar di kalangan masyarakat. Salah satunya, posisi menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang saat ini dijabat Sudirman Said.  Pasalnya, beberapa kalangan menilai Sudirman Said gagal dalam mengelola sektor energi, mulai dari sengkarut izin eksport Freeport hingga megaproyek 35.000 MW andalan Jokowi-JK.

Peneliti Pusat Studi Ekonomi Kerakyatan UGM, Fahmi Radhi menilai, kandidat yang pantas menggantikan Sudirman Said haruslah orang yang memiliki komitmen, jujur dan bersih dalam mengelola sektor energi.

“Syarat utama menteri ESDM adalah insan yang memiliki komitmen tinggi terkait sektor energi. Selain itu, dia harus jujur dan bersih dalam mengelola sektor enegi meskipun anggaran APBN kecil,”  ujar Fahmi kepada wartawan di Jakarta, Minggu (17/7).

Selain itu, lanjutnya, kandidat menteri ESDM mempunyai kemampuan yang cakap dalam memutuskan dan mengelola ladang migas-minerba serta impor bahan bakar minyak (BBM) yang nilainya mencapai ratusan ribu triliun rupiah.

Salah satu kandidat menteri ESDM adalah Satya Widya Yudha yang saat ini menjadi anggota komisi VII DPR RI dari partai Golkar. Satya Yudha memiliki pengalaman lebih dari 23 tahun di industri migas, baik di dalam negeri maupun di luar negeri.

“Pak Satya Widya Yudha menurut saya punya komitmen yang kuat di sektor energi, bersih dan jujur. Bahkan Satya Yudha memiliki pengalaman profesional di bidang migas,” jelasnya.

Berdasarkan penelusuran, Satya Yudha pernah menjadi Director of Federal Relations and Business Development untuk Atlantic Richfield Company (ARCO) dan British Petroleum (BP) di Washington DC, United States pada saat BP mengakuisisi ARCO. Selanjutnya dia dipercaya menjadi Director of International Affairs of BP Plc yang bertugas di London. Setelah itu dia kembali ke Indonesia sebagai Vice President BP Indonesia selama dua setengah tahun dan kemudian dipercaya sebagai LNG supply and Development Director BP Tiongkok di Beijing. Dari Tiongkok, Satya melanjutkan petualangan karir di BP Vietnam sebagai Business Strategy Director. Karir profesionalnya yang terakhir adalah sebagai perwakilan BP di Vico Indonesia sebagai Direktur Pengembangan Bisnis CBM sampai akhirnya ia memulai perjalanan karir politiknya hingga sekarang di parlemen.

Selain itu, Satya juga aktif menulis dan berbicara secara luas tentang Indonesia dan isu-isu energi global kepada industri energi, pemerintah, lembaga penelitian, media, berbagai forum seperti ‘Forum Kebijakan Publik Asia Harvard Kennedy School dan Universitas Indonesia’, Konvensi Indonesia Petroleum Association (IPA), Konferensi Indonesia Gas Association (IGA), Konferensi IndoCBM, Konferensi Fokus Indonesia di Michigan State University, Indonesian Petroleum Engineers Association (IATMI) Inspiring Talk; NRGI-Oxford University, St Chaterine College- Rise to the bottom of low oil price, May 2015 dan pada banyak kesempatan lainnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka