Jakarta, Aktual.com – Dana repatriasi dari program pengampunan pajak (tax amnesty) diperkirakan akan membanjiri pasar modal. Untuk itu, perusahaan yang mencari pendanaan di pasar modal akan bersaing keras untuk mendapat dana tersebut.

Kendati ada sekitar 19 perusahaan sekuritas dan belasan perusahaan aset manajemen atau Manajer Investasi (MI), tapi perusahaan-perusahaan di luar itu tetap bersaing mengejar dana raptriasi berdasar mekanisme pasar.

“Dana repatriasi dari tax amnesty ini bagus masuk ke pasar modal, karena akan menambah likuiditas pasar modal. Makanya perusahaan MI seperti kami juga berharap dapat limpahan dari dana repatriasi itu,” ujar Presiden Direktur PT Capital Financial Indonesia, Hengky Setiono di sela-sela acara listing perseroan di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (19/7).

Namun, pihaknya sendiri memang belum masuk dalam daftar perusahaan sekuritas atau MI yang bisa menampung dana repatriasi tersebut. Sejauh ini, menurut catatan BEI sendiri sudah ada sekitar 19 perusahaan sekuritas dan belasan MI.

“Memang MI kami tidak masuk list. Tapi saya harap pemegang dana bisa mengalihkan dananya ke MI Capital Asset Management (CAM). Karena kan investor itu pasti berpikir faktor lain dalam menempatkan dananya di reksa dana,” ujar Hengky.

Pihaknya merasa MI ini adalah perusahaan baru, produknya pun baru dapat izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Februari 2016 ini.

“Pertimbangan pemerintah sendiri melihat pihak aset manajemen yang sudah mapan. Tapi tetap saja kalau ada dana masuk, kami siap. Kami akan incar berdasar mekanisme pasar,” ungkap Hengky.

Sebelumnya, BEI mengkonfirmasi, ada 19 sekuritas yang berkesempatan mengelola dana repatriasi hasil tax amnesty. Di antaranya ada perusahaan sekuritas domestik dan asing. Belasan sekuritas tersebut disaring dan ditentukan berdasarkan kriteria BEI dan ditunjuk oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk diusulkan.

Namun terlebih dahulu, Kementerian Keuangan harus memanggil beberapa perusahaan sekuritas untuk ditanyakan kesediaannya.

“Komposisi antara perusahaan asing dan domestikcukup seimbang. Mudah-mudahan bagus ke depannya,” ujar Tito.

(Busthomi)

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan