Semarang, Aktual.com – Bank Indonesia (BI) mendorong pemerintah daerah segera merealisasikan Anggaran Belanja Pendapatan Daerah (ABPD), sebagai upaya mengatasi perlambatan ekonomi melemah atas ketidakpastian pertumbuhan ekonomi global (breakshit).

Kepala Kantor Perwakilan Kantor BI Jateng-DI Yogyakarta Iskandar Simorangkir mengatakan, Gubernur Jateng telah melakukan langkah-langkah mengantisipasi pertumbuhan ekonomi melambat. Apalagi mayoritas pertumbuhan ekonomi Jateng bergantung pada ekspor Amerika Serikat.

“Itu penyebab gejala-gejala pelambatan pertumbuhan ekonomi Jateng. Nah, kami sudah mendiskusikan hal tersebut dengan Gubernur Jateng Ganjar agar segera melakukan percepatan anggaran, baik provinsi, kabupaten/kota,” ujar dia, di Semarang, Selasa (19/7).

Disamping itu, lanjut dia, proyeksi pertumbuhan uang kartal lebaran Idul Fitri 1437 H yang semestinya naik 10 persen, namun realitas naik hanya 3,7 persen. Padahal, kebutuhan uang kartal dihitung laju inflasi 3,9 persen atas pertumbuhan pendapatan daerah melalui indikator Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) mencapai 5,1 persen.

“Saya termasuk yang optimis. Padahal, tahun lalu uang uang kartal yang diminta masyarakat tahun lalu Rp17,1 triliun, tapi tahun ini Rp17,8 triliun,” jelasnya.

Gejala demikian, kata dia, dikhawatirkan dapat mempengaruhi pertumbuhan kredit bakal merosot. Oleh sebab itu, peran pemerintah sangat sektoral mengantisipasi gejala-gejala tersebut.

BI mengkoreksi pertumbuhan ekonomi bertengger pada 5,4 persen hingga 5,8 persen seiring percepatan realisasi anggaran bulan Juli. Disamping itu, infrastruktur pembebasan lahan tol Pemalang-Batang dan Batang-Semarang mengantisipasi gejolak ekonomi tersebut.

“Pembebasan lahan tol kan sudah ada dana talangan dari BUMN. Apalagi kemarin ada aliran dana naik yang masuk ke Indonesian,” pungkas Simorangkir. (Uki)

Artikel ini ditulis oleh:

Eka