Suasana bangunan ruko dan rumah yang terhenti pembangunannya di kawasan reklamasi pulau C dan D di pantai utara ,Jakarta, Rabu (4/5). Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya menegaskan seluruh kegiatan di pulau C dan D harus dihentikan karena pengembang harus membangun kanal antar pulau dan memiliki izin Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/ama/16

Jakarta, Aktual.com – Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) Daeng Muhammad curiga
proyek reklamasi Teluk Jakarta berhubungan dengan kebijakan Pemerintahan Joko Widodo memperbolehkan investor asing menguasai properti 100 persen di Indonesia.

Anggota DPR RI ini mengaku berpikir demikian lantaran heran dengan ngototnya Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) membela proyek reklamasi. Padahal, dengan harga yang begitu tinggi, jelas properti di pulau-pulau buatan tidak bakal mampu dibeli warga Jakarta.

Hitung-hitungan ‘kasar’ dia, harga tanah per meter di pulau-pulau buatan kisaran Rp30-40 juta atau selevel apartemen. “Prediksi saya, tidak mungkin saudara-saudara mampu membeli properti yang ada di pulau reklamasi Teluk Jakarta,” ucap Daeng, saat berbicara di diskusi ‘Skandal Reklamasi: Ahok Layak Tersangka’, di Jakarta, Selasa (19/7).

Pertanyaan pun muncul di benak Daeng, ada kepentingan apa di balik proyek reklamasi? Apa karena hubungan baik antara pemerintah sekarang dengan taipan? Dia juga menuding banyak kebijakan negara ini yang diperjualbelikan dan dibeli oleh para taipan.

Ujungnya, dugaan berujung pada keterkaitan reklamasi dengan kebijakan pemerintah yang membuka pintu selebar-lebarnya bagi investor asing untuk masuk Indonesia dan boleh memiliki properti. “Artinya apa? Nggak mungkin tujuan reklamasi itu demi rakyat,” ujar dia. baca: Manisnya Ahok ke Pengembang Properti, Seirama Kebijakan Liberal Jokowi

Seperti diketahui, proyek reklamasi pantura Jakarta memang digarap oleh perusahaan-perusahaan yang dimiliki para Taipan. Sebut saja PT Agung Podomoro Land, milik Trihatma Haliman Kusuma yang akan menggarap dua pulau. Atau PT Agung Sedayu Grup kepunyaan Sugiyanto Kusuma alias Aguan, yang sudah menacapkan ‘patoknya’ untuk lima pulau. (M Zhacky K)

Artikel ini ditulis oleh: