Walikota Surabaya Tri Rismaharini (kiri) melambaikan tangan ke arah wartawan bersama Ketua Dewan Pendidikan Kota Surabaya Martadi (kanan) saat akan mengikuti sidang di Gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Rabu (8/6). Risma hadir sebagai saksi bagi pemohon atas gugatan terhadap UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pengalihan Wewenang Penyelenggaraan Pendidikan kepada pemerintah provinsi. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/foc/16.

Jakarta, Aktual.com – Walikota Surabaya Tri Rismaharini meyakini PDI Perjuangan mengerti dengan prinsip yang dipegangnya terkait kepemimpinan. Oleh sebab itu, jika PDIP berkeinginan mengusungnya menjadi Calon Gubernur DKI Jakarta jawabannya ada ditangan masyarakat Surabaya yang dipimpinnya.

“Ya gimana, aku memang punya prinsip kayak gitu. Dari awal juga aku punya prinsip itu dan itu tak pegang. Aku enggak mau, berat jadi pemimpin itu,” katanya usai diskusi elektronic planning di Kantor Kementerian Dalam Negeri, Kamis (21/7).

Risma mengungkapkan, pada pencalonan keduanya pada Pemilihan Wali Kota Surabaya 2015 kemarin dirinya berketetapan untuk tidak mencalonkan diri. Lalu partai pimpinan Megawati Soekarnoputri mencari cara agar dirinya mencalonkan kembali.

Selain itu, warga Surabaya juga terus mendorongnya mencalonkan kembali. Warga bahkan rela membiayai pencalonannya untuk berbagai kampanyenya.

“Kemarin aku enggak minta, tahu-tahu jadi Walikota yang kedua. Itu pun warga. Aku tanya kan biayanya mahal, lah aku ndak ngeluarin biaya. Wong aku turun dari Walikota enggak dapat apa-apa,” kata dia.

“aku enggak nyiapin untuk yang kedua itu. Tapi ada yang ngomong, enggak apa-apa bu, nanti kita urunan. Ya udah, mereka masang-masang gambar saya, mereka buat kampanye sendiri, bahkan kadang-kadang mereka yang ngomong-ngomong soal itu,” sambung Risma.

Bagaimana tanggapan Risma dengan banyaknya dukungan warga DKI mencalonkan dirinya menjadi Gubernur DKI Jakarta?

“Ya aku enggak tahulah, wong aku di Surabaya kerja kok. Aku di Jakarta kerja, eh di Surabaya kerja. Kok di Jakarta. Tanya stafku nih, aku tidur sehari itu satu jam,” demikian Risma.

Laporan: Soemitro

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby