Jakarta, Aktual.com – Pengamat politik Burhanuddin Muhtadi mengungkapkan hubungan Presiden Jokowi dengan PDI-Perjuangan tidak seharmonis apa yang ditampilkan di permukaan publik, dan keduanya saling menyimpan kewaspadaan.
Menurut Burhanuddin, kebanyakan dari kader PDI-Perjuangan melihat Jokowi bukan sebagai peluang, melainkan mewaspadai Jokowi sebagai ancaman.
Hal ini dianggap rasional, mengingat elektabilitas Mengawati sebagai Ketua Umum partai kian menurun dibanding Jokowi yang kian bersinar. Disisi lain, Jokowi sebagai presiden berupaya tidak mau didikte oleh partai pengusung.
“Hubungan Jokowi dengan PDI-P tidak seharmonis seperti apa yang dilihat di bawah. Banyak elit PDI-P melihat Jokowi sebagai ancaman, bukan peluang. Sekarang penggerek elektabilitas bukan lagi sosok Mega tapi sosok lain,” kata Burhanuddin saat diskusi di Kantor SMRC, Jl. Cisadane No. 8 Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (24/7).
Lebih lanjut, menurut Burhanuddin manuver partai Golkar dinilai sudah tepat untuk merapat ke Jokowi, karena buah dari renggangnya hubungan Jokowi dengan PDI-P akan menguntungkan Golkar dalam Pilpres 2019.
“Kalau PDI-P melihat Jokowi sebagai ancaman, maka ini peluang baik bagi Golkar dalam Pilpres 2019,” pungkasnya.
Laporan: Dadang
Artikel ini ditulis oleh:
Dadangsah Dapunta