Jakarta, Aktual.com – Direktur Eksekutif Nurjaman Center for Indonesian Democracy (NCID) Jajat Nurjaman menyatakan bahwa Partai Golkar merupakan pemenang terbesar kedua pada Pemilu 2014 sesudah PDI Perjuangan.
Dukungan yang diberikan Golkar kepada pemerintahan Joko Widodo – Jusuf Kalla, rasanya tidak pas apabila nantinya diganjar satu menteri di Kabinet Kerja.
“Kalau dari hitungan politik, Golkar dapat satu menteri rasanya kok kurang elok. Ingat loh, Golkar merupakan partai pemenang kedua terbesar pada pemilu kemarin. Secara hitungan, nilainya tinggi,” terangnya saat dihubungi, Senin (25/7).
Disampaikan, dengan dukungan yang diberikan Golkar dan PAN maka ke depan pemerintah akan semakin kuat. Perombakan kabinet dengan mengakomodir mayoritas partai diperkirakan akan memperbaiki citra pemerintahan saat ini.
Akan tetapi, jika reshuffle Kabinet Kerja Jilid II tidak disikapi secara bijak oleh Presiden Jokowi, bukan tidak mungkin justru akan membuat kisruh politik baru. Apalagi dimungkinkan akan ada jatah dari partai pendukung pendahulu yang tersingkir dari kabinet.
“Makanya saya bilang, kalau Presiden tidak bisa mengambil keputusan dengan bijak akan menjadi kisruh baru. Jika bijak tentu bisa memperbaiki citra kinerja pemerintah yang selama ini dipandang masih kurang oleh masyarakat,” jelas Jajat.
“Dukungan kekuatan politik yang begitu besar kepada pemerintah harusnya bisa dimanfaatkan Jokowi untuk menggenjot berbagai programnya. Namun harus dibarengi dengan konsistensi Jokowi sebagai kepala pemerintahan, karena dukungan besar tidak akan berarti apa-apa jika Jokowi tidak bisa konsisten terhadap yang diucapkan dan dilakukannya,” sambungnya.
Ditambahkan, kepercayaan adalah pekerjaan rumah yang harus segera diperbaiki oleh pemerintah saat ini. Tanpa adanya kepercayaan kepada pemerintah, mustahil program pemerintah akan berjalan sukses meskipun 100 kali Jokowi mereshuffle kabinet kerja.
“Yang lebih penting adalah kehati-hatian dalam menunjuk siapa yang akan mengisi jabatan menteri, karena jika asal tunjuk tanpa ada kemampuan mumpuni dibidangnya hanya akan semakin mengikis kepercayaan masyarakat terhadap pemerintahan Jokowi-JK,” pungkasnya.
Laporan: Sumitro
Artikel ini ditulis oleh: