Anggota Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror Polri melakukan penggeledahan di sebuah rumah yang digunakan sebagai tempat persembunyian para terduga teroris di Perumahan Greenhill, Ngijo, Karangploso, Malang, Jawa Timur, Sabtu (20/2). Sebelumnya di kawasan tersebut Densus 88 menangkap empat orang terduga teroris di tiga lokasi yang berbeda. ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/aww/16.

Jakarta, Aktual.com-Ketua Panitia Khusus (Pansus) tentang Revisi Undang-Undang (RUU) Terorisme, Muhammad Syafi’i mengaku terkejut dengan pernyataan yang disampaikan sebagian besar masyarakat Poso, Sulawesi Tengah.

Pernyataan itu, adalah bahwa daerah timur itu dalam kondisi aman, tidak seperti apa yang diinformasikan selama ini, baik soal kekerasan antar umat beragama ataupun terorisme.

“Kebetulan saya yang ke Poso, sekarang saya mau tanya, gimana bayangan kalian soal Poso? Mencekam kan? Saya baru dari sana gada masalah. Aman! Nyaman! Tentram! sedikit pun ga ada persoalan di Poso,” kata Syafi’i, di Komplek Parlemen, Senayan, Senin (25/7).

Menurut dia, para pendeta, ustad, tokoh masyarakat, tokoh pemuda sepakat dengan satu kata ‘kita sangat benci dengan polisi karena mereka lakukan pelanggaran HAM berat’.

“Jadi kalau ada persoalan-persoalan itu, itu hanya dendam kami dengan Polisi saja bukan terorisme. Kami justru berdoa agar polisi hengkang dari sini,”sebut politikus Gerindra itu mengulang pernyataan masyarakat Poso.

Ketika ditanyakan lebih lanjut, pelanggaran HAM seperti apa yang dilakukan aparat kepolisian di Poso itu? Ia mengatakan bahwa sering kali Polisi melakukan kekerasan terhadap warga tanpa dasar bukti apapun.

“Mereka (Polisi) menduga tanpa ada dua bukti permulaan. Penjahat kek apa kek dia datangi itu ke rumah malam-malam lampu dimatiin lalu mata dilakban, mulut dilakban di bawa lalu dipukulin, semua penanganan kaya gitu,”papar anggota dewan dari dapil Sumatera Utara I itu.

“Dan itu terjadi di depan anaknya depan istrinya itu timbulkan kebencian. Dan kebencian dipercaya agar demokrasi bisa berjalan dan ini motifnya anggaran, bayangkan sehari abiskan 2 Miliar. Yang ngomong pendeta, ustad, tokoh masyarakat dan bahkan bupati bilang mereka ingin secepatnya operasi di Poso ini selesai,” tandasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Novrizal Sikumbang