Jakarta, Aktual.com – Mantan Menteri Keuangan (Menkeu) di ujung era Soeharto, Fuad Bawazier menyayangkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengangkat Sri Mulyani Indarwati sebagai Menkeu untuk kali kedua.

Sri Mulyani sendiri merupakan Menkeu di era pertama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Menurut Fuad, dengan kehadiran Sri Mulyani maka mengusung kebijakan yang liberal dan lebih mengarah ke perdagangan bebas.

“Dia itu sebagai penganut marzhab neoliberalisme. Maka sudah pasti kebijakannya nanti akan lebih mengacu kepada perdagangan bebas,” kritik Fuad, di sela diskusi evaluasi paket kebijakan di Jakarta, Rabu (27/7).

Di mata Fuad, dengan Menkeu yang saat ini, maka segala gerak-gerik kebijakan pemerintah akan dibayangi Bank Dunia dan International Monetary Fund (IMF). Seperti diketahui, Sri Mulyani merupakan Direktur Bank Dunia sejak 2010.

“Saya yakin, masuknya Sri Mulyani juga tak lepas dari arahan Bank Dunia dan IMF. Ekonomi kita akan neolib,” cetus Fuad lagi.

Padahal harapan publik itu dengan adanya reshuffle tersebut, bakal memperbaiki situasi perkonomian terutama dari sisi penciptaan lapangan kerja, mempermudah perizinan di investasi yang masih belum teratasi, serta menggenjot daya beli masyarakat.

“Masalah pengendalian harga itu penting. Kalau tiga ini sudah diperbaiki maka akan berdampak pada pengembangan infrastruktur yang lebih baik. Ini yang akan menggenjot pertumbuhan, bukan mengandalkan ekonomi liberal,” pungkas Fuad.

Bambang Brodjonegoro sendiri yang semula sebagai Menkeu digeser menjadi Menteri PPN/Bappenas menggantikan Sofyan Djalil. Sofyan kembali digeser menjadi Menteri Tata Ruang/Kepala BPN.

(Busthomi)

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan