Menko Polhukam Wiranto (keempat kanan), Menkeu Sri Mulyani (tengah), Menhub Budi Karya Sumadi (Kedua kanan), Mendikbud Muhadjir Effendy (ketiga kanan), Menteri ESDM Archandra Tahar (kanan), Menperin Airlangga Hartarto (kedua kiri), Menteri PAN dan RB Asman Abnur (ketiga kiri), Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo (kiri) dan Mendag Enggartiasto Lukita (keeempat kiri) berfoto bersama usai diumumkan Perombakan Kabinet Jilid II oleh Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (27/7). Presiden Joko Widodo melakukan perombakan terhadap 13 pos kementerian dalam Kabinet Kerja. ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf/ama/16.

Jakarta, Aktual.com – Beberapa waktu yang lalu, Budi Karya Sumadi dilantik menjadi Menteri Perhubungan menggantikan Ignasius Jonan di Istana Negara. Presiden Joko Widodo meminta Menteri Budi Karya Sumadi untuk memperbaiki konektivitas transportasi di Indonesia baik pada sektor darat, laut maupun udara.  Selain itu, Jokowi meminta Budi untuk memberdayakan pemangku kepentingan dalam bidang transportasi.

Stake holder itu adalah masyarakat nomor satu. Masyarakat harus mendapatkan layanan yang maksimal,” kata Budi di  Jakarta, Rabu (27/7).

Menurut dia, sistem birokrasi di kementerian dan operator transportasi juga perlu dibenahi dan diberdayakan lebih jauh. Pengelolaan birokrasi, harus berorientasi kepada masyarakat untuk membuatnya terpantau secara jelas dan faktual.

“Kita menerapkan bagaimana manajemen birokrasi kita kelola dengan lebih baik menjadi manajemen birokrasi yang berbasis atau berorientasi kepada masyarakat,” kata Budi.

Budi Karya pria kelahiran Palembang 18 Desember 1956 adalah lulusan jurusan arsitektur Universitas Gajah Mada tahun 1981. Berbagai proyek pembangunan kawasan Jakarta telah digarapnya, seperti pada 1982 bekerja di PT Pembangunan Jaya sampai 2004 silam. Posisi tertinggi menduduki Direktur Utama PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk yang memimpin pengembangan Ancol.

Setelah didapuk menjadi Direktur Utama PT Jakarta Propertindo tahun 2004-2013, Budi Karya menggarap megaproyek di Ibu Kota Jakarta, di antaranya revitalisasi taman kota Waduk Pluit dan Waduk Ria-Rio serta penyelesaian rumah susun sederhana sewa di Marunda. Prestasi yang diukirnya saat memimpin institusi tersebut yaitu pembangunan Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno-Hatta.

Berikut kisah panjangnya: Direktur Utama PT Jakarta Propertindo, Direktur Utama PT TIJA (2004-2013), Direktur Utama PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (2004-2013), Komisaris PT Philindo (2001-2013), Direktur Keuangan PT TIJA (2001-2004), Direktur Keuangan PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (2001-2004).

Presiden Direktur PT Wisma Jaya Artek (1996-2001), Direktur Pengembangan PT Jaya Garden Polis (1994-2001), Direktur Keuangan PT Jaya Real Property Tbk (1994-2001), Direktur Keuangan PT Jaya Land (1994-2001), Wakil Direktur PT Jaya Land (1992-1994), General Manager PT Semarang Bukit Jaya Metro (1991-1992).

Manager Marketing Property PT Pembangunan Jaya Ancol (1989-1991), Staf Dept Real Estate pada Business Development Pembangunan & Property Management PT Pembangunan Jaya (1982-1991), Asisten Perencana PT Pualam TMR Yogya (1980-1981), Asisten Dosen Jurusan Arsitek FT UGM (1979-1980), Ass. Perencana Design Center FT UGM (1979).

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Eka