Denpasar, Aktual.com – Di tengah meningkatkan ancaman serangan terhadap keamanan informasi, sistem di Indonesia justru masih lemah. Sehingga rawan dibobol atau disadap. Direktur Keamanan Informasi Kementerian Komunikasi dan Informasi Aidil Cinderamata mengakui itu.
“Saya tidak bisa mengatakan kita kuat, tidak ada dasarnya. Sistem keamanan informasi kita saya bisa katakan masih lemah,” kata Aidil, di Kuta, Bali, Rabu (27/7).
Ancaman terhadap sistem informasi semakin meningkat belakang ini, seiring semakin meningkatnya perkembangan teknologi dan pengguna aplikasi. Bukan tak mungkin semua sektor menjadi terancam.
Pada titik itu, pemerintah harus melakukan upaya untuk mereduksi, mitigasi dan meminimalisasi ancaman. Diakuinya, pemerintah tengah berupaya keras memperkuat sistem keamanan informasi dalam negeri. Sebab semua sektor berpotensi terancam, terutama informasi yang ilegal yang didapat secara tidak sah. “Kita tidak boleh anggap enteng ancaman itu, meskipun itu virus. Karena dia bisa dikendalikan dari jarak jauh,” ucap dia.
Aidil mencontohkan malware yang bisa ditempelkan di suatu aplikasi. Sehingga begitu aplikasi didownload lalu diinstal, malware tersebut ikut di dalamnya. Misal, malware pada transaksi informasi. ”Kita klik, tiba-tiba ada Malware yang memang dikhususkan untuk transaksi perbankan. Itulah kira-kira. Kasus-kasus pencurian informasi seperti itu pasti ada, terjadi. Snowden saja bisa tahu informasi rahasia suatu negara. Informasi presiden saja pernah diambil kok, terjadi penyadapan,” ujar dia. (Bobby Andalani)
Artikel ini ditulis oleh: